Â
Vokasi Prodi Fisioterapi UI menginisiasi program pengabdian masyarakat berupa penerapan play exercise dan aktivitas fisik untuk membantu pencegahan stunting di Jakarta Selatan.Â
Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia. Banyak yang mengira stunting hanya berarti anak bertubuh pendek, padahal dampaknya jauh lebih besar. Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis ini terutama terjadi dalam 1.000 hari pertama kehidupan, sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.Â
Anak yang mengalami stunting tidak hanya memiliki tinggi badan di bawah rata-rata, tetapi juga berisiko mengalami gangguan perkembangan otak, rendahnya daya tahan tubuh, hingga kesulitan belajar saat sekolah. Jika dibiarkan, dampaknya terbawa hingga dewasa, memengaruhi produktivitas kerja, bahkan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi.
Di Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan, masalah stunting masih menjadi perhatian. Penyebabnya beragam, mulai dari asupan gizi yang kurang, pola makan tidak seimbang, infeksi berulang, hingga minimnya aktivitas fisik terstruktur. Banyak anak lebih sering menghabiskan waktu di rumah dengan gawai sehingga tubuh kurang bergerak dan metabolisme melambat. Padahal, penerapan play exercise dan aktivitas fisik yang tepat dapat meningkatkan metabolisme tubuh, memengaruhi berat badan serta tinggi badan, sekaligus membantu penyerapan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Untuk menjawab tantangan ini, mahasiswa Vokasi Prodi Fisioterapi UI menggelar kegiatan pengabdian masyarakat pada 28 September 2025 di Posyandu Mawar RW 01 Kelurahan Manggarai. Acara diikuti oleh orang tua, balita, serta kader posyandu dengan penuh antusiasme.
Ketua PKK dan Posyandu Manggarai, Ibu Agnes, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya program dari mahasiswa Vokasi Prodi Fisioterapi UI. Menurutnya, kegiatan ini memberikan manfaat besar, baik bagi orang tua maupun warga secara umum.
"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada mahasiswa Fisioterapi UI atas kepedulian dan perhatian yang diberikan. Kegiatan ini bermanfaat, tidak hanya bagi orang tua tetapi juga warga yang merasa senang mendapat edukasi serta pemeriksaan kesehatan. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat diadakan kembali dengan persiapan lebih matang, sehingga bisa melibatkan lebih banyak warga selain peserta posyandu," ujar Ibu Agnes.
Hal senada disampaikan oleh salah satu orang tua peserta, Ibu Dewi, yang menilai kegiatan ini memberikan pengalaman positif bagi anak-anak.
"Acara ini sangat bermanfaat sekali untuk masyarakat Manggarai. Anak-anak mendapat aktivitas fisik yang menyenangkan. Harapan saya, masyarakat menjadi lebih peduli terhadap kondisi stunting dan memberikan aktivitas fisik sederhana di rumah," ungkap Ibu Dewi dengan semangat.