Saya merasa bahwa buku Hawa dan papanya patut dibaca banyak orang di Indonesia. Buku Hawa dan papanya adalah potret masyarakat Indonesia yang hidup dalam keterbatasan. Buku itu berkisah tentang rasa sakit, tapi tidak mengiba. Kisahnya dituturkan dengan tulus dalam bahasa yang mengalir, nyaman dibaca.
Tiba-tiba saya tergerak untuk mengalirkan rezeki versi saya. Saya ingin sahabat-sahabat saya juga membaca kisah Hawa dan keluarganya.Â
Saya lalu memesan bundling buku Hawa dan buku papanya untuk dikirimkan ke beberapa sahabat saya  (Hawa dan papanya menulis tentang hal yang sama yaitu pengalaman mendampingi ibu/istri yang sakit, dengan sudut pandang yang berbeda).
Mungkin tidak untuk banyak sahabat, hanya tiga orang saja. Berbagi tidak harus banyak. Sesuai kemampuan saja.
Konsep rezeki memang harus mengalir. Saat kita mendapatkan rezeki, kita ingin orang lain juga mendapatkan kebahagiaan.Â
Sama misalnya kita mendapat hantaran yang terlalu banyak berupa makanan atau sayuran, kita pasti akan membagikannya pada orang terdekat.Â
Saya berbagi cerita ini bukan bermaksud riya. Hanya Allah yang  tahu apa yang ada dalam hati manusia. Mungkin hal yang saya lakukan juga nggak seberapa bagi orang yang sudah terbiasa berbagi rezeki. Tak apa. Seperti yang sudah saya bilang, berbagi tidak harus banyak, sesuai kemampuan.
Bahkan bila kau sedang tak punya uang, berbagi rezeki tak terbatas hanya pada berbagi materi.Â
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI