Hari ini saya senang sekali karena akhirnya saya bisa panen air lindi setelah dua bulanan lebih mengompos di komposter. Sebelumnya, saya sudah pernah menceritakan ikhtiar saya untuk hidup zero waste, mengelola sampah organik dengan komposter. Baca kisahnya di sini, ya?
Suka duka selama 72 hari mengompos bagaimana? Sebenarnya tidak ada suka atau duka yang terlalu, sih. Hanya saja ini merupakan habit baru yang sebenarnya butuh konsistensi.
Mengelola sampah dapur artinya sangat berhubungan dengan kebiasaan  memasak. Apakah saya memasak setiap hari? Terus terang tidak. Saya memasak hanya saat suasana hati saya tenang. Dalam kondisi stres, saya tidak bisa memikirkan harus masak apa. Tidak ada gairah juga mau masak sesuatu. Dalam kondisi seperti ini biasanya kami beli makan di luar atau order online.
Lah, terus hubungannya apa dengan komposter? Hubungannya tentu kalau jarang masak, volume sampah dapur yang masuk ke komposter sedikit sehingga komposternya nggak penuh-penuh. Itu pula salah satu hal yang menyebabkan air lindi baru terkumpul setelah 72 hari mengompos. It is ok, yang penting terus berusaha dan tidak berhenti. That's the point.
Pengelolaan sampah dapur dengan menggunakan komposter akan memperoleh dua manfaat. Yang pertama kita akan mendapatkan kompos padat/pupuk dan yang kedua kita juga mendapatkan produk POC alias Pupuk Organik Cair. Air lindi merupakan cikal bakal POC.
Pada kegiatan pengelolaan sampah organik dengan memakai komposter, salah satu output yang diperoleh adalah air lindi. Air lindi ini tidak bisa digunakan secara langsung sebagai pupuk organik cair.
Pertama, tampung air lindi yang keluar dalam botol-botol, kemudian biarkan botol-botol ini terkena sinar matahari selama kurang lebih dua minggu sampai tidak berbau tajam.
Campuran air lindi dan air biasa ini langsung dapat diaplikasikan pada tanaman dan berguna untuk membuat tanaman makin subur.
Air lindi hasil panen komposter saya setelah 72 hari mengompos belum terlalu banyak. Kurang lebih hanya sekitar 200 cc banyaknya. Baunya tidak terlalu tajam, tapi sebaiknya kita tetap jemur selama kurang lebih 2 minggu sesuai SOP.
Air lindinya sedikit sekali? Â Nggak papa, yang penting tetap mengompos sesuai jumlah volume sampah dapur yang tersedia. Nanti proses dekomposisi sampah akan terus terjadi di dalam komposter dan akan memproduksi lindi lagi. Kita menabung lindi tetes demi tetes.
Yang terpenting dari good habit adalah: jangan berhenti. Walaupun pelan-pelan tetap jalan sampai finish.
Demikian cerita saya tentang pengalaman mengompos. Kalau teman-teman ada saran dan masukan atau pengalaman yang sama, yuk sharing di kolom komentar. Terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI