Pendidikan bermutu adalah fondasi utama dalam mencapai kemajuan sebuah negeri. Negeri yang kaya, adil, Â makmur, sejahtera, dibentuk oleh pemimpin dan para pembantunya yang ahli di bidang masing-masing.Â
Pembangunan di segala bidang berjalan dengan baik, tepat sasaran, zero corruption karena semua pelaku pembangunan baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat telah mendapatkan pendidikan bermutu sepanjang jenjang pendidikan yang ditempuh.
Apakah gambaran sebuah negeri impian tersebut mungkin terwujud? Tentu saja mungkin. Pasti terwujud, jika pendidikan bermutu bukan hanya semata pencitraan dan jargon semata. Harus ada sinergi antar pihak agar pendidikan bermutu dapat terlaksana, dimulai dari sinergi yang paling utama dalam sebuah sekolah yaitu sinergi antara murid, guru dan orang tua.
Abad 21 berjalan semakin cepat, ada konsekuensi-konsekuensi yang harus diterima khususnya dalam kaitan dengan kecepatan inovasi teknologi yang mengubah hidup kita. Namun saya percaya bahwa walaupun teknologi berkembang cepat, manusia tetaplah manusia yang memiliki nilai-nilai dasar universal yang harus tetap hidup walau dunia sudah berubah.
Hal-hal terkait prinsip hidup, moral, norma sosial, sopan santun, dan fondasi ilmu dasar serta pengetahuan umum tetap menjadi sesuatu yang niscaya harus dikuasai anak-anak sehingga siap hadapi tantangan abad 21 ini. Perkembangan teknologi tidak boleh membuat anak-anak tumpul empati, meski digempur oleh berbagai informasi positif negatif dalam porsi yang banyak dan cepat. Untuk itu dibutuhkan sinergi murid, guru dan orang tua.
Pada zaman saya sekolah, bisa dibilang kurang ada sinergi antara murid, guru dan orang tua. Murid bersinergi dengan guru dalam batasan kegiatan belajar mengajar. Orang tua sedikit sekali terlibat. Mungkin hanya saat pengambilan rapor saja orang tua datang ke sekolah lalu berdialog dengan guru. Tidak ada komite sekolah yang sekarang ini lazim dibentuk di sekolah-sekolah.
Selain komite sekolah, sinergi murid, guru dan orang tua sangat mungkin dilakukan saat ini dengan mudahnya akses ke sekolah melalui grup-grup whatsapp. Tentunya dalam hal ini diperlukan kemauan untuk bersinergi.
Saya memberikan penghargaan untuk sekolah anak saya SMPIT Ibnul Qayyim Makassar yang telah membuka ruang akses untuk orang tua memberikan saran perbaikan sekolah. Pada saat penerimaan rapor, orang tua mengisi formulir. Salah satu yang harus diisi adalah ide peningkatan kapasitas. Saya selalu bersemangat jika dapat memberikan masukan pada sekolah anak-anak. Sebelum mengisi, saya bertanya dulu pada anak saya yang duduk di sebelah saya.
"Apakah ada perpustakaan di sekolahmu?" seingat saya dulu perpustakaan ada di bagian depan gedung, tapi sekarang saya sudah tidak melihatnya lagi.
"Nggak ada karena ruangannya dipakai kelas," ucap anak saya.
Maka saya tulis masukan tentang pentingnya perpustakaan. Penting juga membiasakan anak-anak membaca buku lalu meresensinya sebagai tugas mingguan. Membaca dan meresensi buku akan melatih anak-anak mengambil sari-sari penting dari sebuah bacaan. Melatih mereka berpikir kritis yang menjadi bekal sampai mereka bertumbuh dewasa.
Ide-ide dari orang tua seperti ini hendaknya diterima dan diimplementasikan agar anak-anak tangguh. Tentu untuk dapat menerima masukan dari orang tua, guru juga harus memiliki iktikad baik. Jika ada ide yang membangun, tidak ada salahnya dilaksanakan.
Memang jadinya ada effort lebih yang harus diberikan oleh guru yaitu memberi tugas dan memeriksa tugas. Namun percayalah, negeri impian yang kita idamkan bersama tak akan terwujud jika kita melakukan rutinitas yang biasa-biasa saja dari waktu ke waktu. Harus ada terobosan. Harus ada effort lebih untuk mendidik generasi agar siap  berpacu di abad 21.
Pendidikan bermutu bukan sebatas tersampaikannya semua materi mata pelajaran dengan baik, melainkan bagaimana selain penguasaan mata pelajaran, anak-anak juga diberikan peningkatan kapasitas lainnya. Kuatkan literasi anak-anak sehingga wawasannya terbuka, maka mereka akan jadi anak-anak tangguh sebagai busur panah yang melesat di abad 21.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI