Sebuah karya baru dalam sebuah antologi "Cintaku di Kotak Pos." Cerpen yang terinspirasi dari sepenggal kisah seorang teman lama. Cukup lama saya menimbang-nimbang untuk memberinya hadiah buku ini. Buku berisi sebuah cerpen yang tercipta karena mendengar ceritanya dulu.
Akhirnya saya menghubungi teman lama ini melalui pesan whatsapp. Saya bilang mau kirim buku dan minta alamat. Iapun dengan senang hati memberikan alamat. Penasaran apa yang saya tulis, katanya.
Segera saya pesan lagi satu eksemplar buku ke penerbitnya dan minta dikirim langsung ke alamat teman. Minggu lalu, saat saya sedang sarapan di ruang makan sebuah hotel di Jakarta, kawan tersebut menelepon. Rupanya buku telah sampai di tangannya, dan telah dibacanya juga.
"Terima kasih, aku senang sekali membaca buku ini. Gaya menulis mbak Indah tetap sama seperti dulu. Manis," ucapnya.
"Masak, sih, Mbak? Eh, bagaimana soal cerpenku di situ? Benar kan dulu ada ceritamu tentang buah kersen itu?"
Teman saya tergelak.
"Ya ... kalau boleh geer, seolah-olah aku adalah Eddies (nama tokoh cewek dalam cerpen), aku harus  cari perempuan penjual buah di pasar yang nanti akan memberiku rumah..."
"Hahaha, bukan memberi tapi menjual rumah dengan harga murah," koreksiku.
Setelah kami mengobrol tentang isi cerpen, akhirnya barulah kami saling menanyakan kabar.
Kami dulu bertemu di komunitas IIDN Jogja, lebih dari sepuluh tahun lalu. Kami sama-sama berjibaku membesarkan IIDN Jogja dari nol. Sama-sama pengurus. Dan sekarang sama-sama berada jauh dari Jogja.
Maka obrolan kami selalu tak lepas dari memori menyenangkan saat tinggal di Jogja, dan curhatan-curhatan tentang bagaimana menyalakan kembali api semangat menulis.