Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengulik Kesalahan Masa Lalu, Bagaimana Jika Yang Bersalah Sudah Bertaubat?

22 Juni 2025   05:10 Diperbarui: 22 Juni 2025   05:10 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengulik Kesalahan Masa Lalu ala Netijen (Sumber: jabarekspres.com)

Hari ini kita sering melihat 'kesalahan' orang dikuliti, diperbincangkan, dibahas, diungkit-ungkit, dihina, dicerca dan dihakimi. Kita bahkan lupa bahwa kadang yang kita kuliti dengan sangat sok tahu, adalah orang yang tidak kita kenal sama sekali. 

Para artis selebritis, biasanya sasaran empuk kejulidan kita a.k.a netijen. Kesalahan yang barangkali fatal di mata netijen, namun di sisi sang selebriti mungkin tidak ada yang salah sama sekali. Semua kejadian itu tak lepas dari ridha Allah. Takdir.

Sebutlah dua nama yang belakangan ini disebut secara berturut-turut sesuai dengan urutan kejadian dua artis yang menikah. Saat pernikahan LM, artis S dihujat. Saat pernikahan AG, MJ dihujat.

Yang menghujat? Netijen yang tidak diundang perhelatan. Kenapa tidak diundang? Karena tidak kenal.

Mari dengan kepala dingin berbicara tentang S. Dia nikah dengan R saat  R telah putus dengan LM. Katakanlah sebelum putus mereka sudah saling tertarik...tapi siapa sih yang tidak pernah seperti ini? 

Lagipula itu hubungannya baru tingkat pacaran. Apapun bisa terjadi. Dari sisi S, dia bisa mengatakan dia tak bersalah. Apakah dia harus bersalah karena kemudian LM sedih setelah putus dari R? 

LM sedih karena putus, itu suatu kewajaran. Hari ini mungkin dia bersyukur telah putus waktu itu.

Kesalahan S di mata netijen adalah dia 'merebut pacar sahabatnya'. Dari sudut pandang S mungkin itu lucu karena dia tidak merasa merebut...dan mungkin merasa bukan sahabat LM. Who knows? Kalaupun ada setitik kesalahan S, patutkah ia masih dihujat kala LM sudah bahagia bersama suaminya? Hai netijen...lelahlah.

Satu nama berikutnya MJ. Derajat kesalahannya mungkin lebih berat. Merebut suami sahabat sendiri, orang yang mengajaknya kerja sama. Sampai kapanpun namanya selalu berkonotasi buruk. Bahkan setelah ia menutup kepalanya dengan kerudung.

Di sebuah podcast ia bertutur bahwa ia tidak menari-nari di atas penderitaan orang. Ia menolak hujatan menjadi penyebab kesedihan ME di masa lalu. Jika pun ada kesalahan MJ, itu sudah terjadi bertahun-tahun lalu. ME pun sudah bahagia berlipat-lipat, patutkah MJ masih selalu dihujat?

Kita asumsikan saja kedua wanita cantik inisial S dan MJ ini bersalah (sebenarnya mereka tidak bersalah karena bahkan tidak pernah dipanggil pengadilan), dan mereka sudah bertaubat atas segala kesalahan di masa lalu. Lalu bagaimana dengan netijen yang maha benar? Yang mahir membumbui sebuah peristiwa dengan rempah yang tajam?

Di saat sang terdakwa 'bertaubat' atas 'kesalahan'nya, netijen menggali lubang untuk menimbun dosa-dosanya sendiri.

Dalam surat Al Kahfi 103-104 dikatakan:

"Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya."

Mereka yang berbuat baik saja belum tentu amalnya diterima Allah, apalagi yang suka memfitnah, menggibah, membicarakan dan menghujat orang lain. Maka berhentilah menjadi manusia sok tahu, yang suka membahas dan menguliti hidup orang lain. Mari kita fokus untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan sendiri, agar kelak tidak menjadi orang yang merugi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun