Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Suka Duka Penulis Zaman Dahulu

5 November 2022   11:23 Diperbarui: 6 November 2022   16:20 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan diary jadul (Dokpri)

Aku enggak tahu, apakah bukan hanya aku yang mengalami hal seperti ini. Yang pasti sehabis baca cerpen remaja, pasti kebayang-bayang, deh!

Kisah cinta lha kok nyenengke gitu, ya? Romantis, dech. Apa ada juga di dunia nyata, ya? Kalau kuperhatikan teman-teman laki-lakiku kok kayaknya gombal-gombal nggak kayak di cerpen, ya?

Aduh, ngebaca 'Aneka Ria'nya Tinto (nama sahabat saya), kok enjoy banget, sih. "Cinta Todi dan Noni," (salah satu judul cerpen) begitu apik, si Junaedi Bakhtiar (pengarangnya) itu pinter banget, sih!

"Ballada Pour Adelline," bikin trenyuh -- Effi S. Hidayat. Ya, cuma dua itu (cerpen) yang dapat poin 8.

Hahaha, pelit juga saya waktu itu ya, mengakui ada cerpen yang bagus, tapi nilainya cuma 8, harusnya 9-lah. Itu zaman saya masih SMA. 

Dari tulisan di diary saya itu terlihat bahwa saya sudah mengagumi beberapa penulis Anita, namun masih belum terpikir untuk menulis sendiri.

Kisah bagaimana saya mendapat ide menulis cerpen pertama yang dimuat di Anita, rupanya juga ada rekam jejaknya di diary.

29 April 1991, Senin.

I met someone. Dia begitu mirip dengan Dilan (bukan nama sebenarnya), tapi lebih dewasa, lebih gede, lebih cakep, lebih cuek juga. Aduh, rasanya aku langsung jatuh sama masnya Dilan ini. Pastilah masnya. Aku tidak pernah bisa membayangkan dua orang yang mirip, tapi bukan saudara.

Hahahaha, remaja cewek 90-an yang culun dan halu banget saya dulu, kan, ya? Tapi kehaluan saya itu saya belokkan ke hal positif, yaitu menulis berbagai kejadian nyata menjadi cerpen dengan bumbu-bumbu seenak udel. Kisah saya 'met someone' itu dimuat tahun 1992, judul cerpennya "Kisah Cintaku." Harusnya lebih tepat "Kisah Haluku," hahahaha.

Nah, itu baru cerita soal bagaimana awalnya, dan bagaimana ide itu muncul. Kalau soal teknisnya, sebenarnya nggak ribet-ribet amat juga. Karena doyan baca cerpen di majalah Anita, saya sudah tahu cara penulisan yang baik dan kemungkinan disukai oleh redaksinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun