Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Biduanita

30 September 2022   20:27 Diperbarui: 30 September 2022   20:32 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Biduanita (dokpri)

Apakah engkau lupa? Dulu akulah putri, kau pelindungku yang utama. 

Tak akan kaubiarkan kulitku lecet barang sesenti karena sibuk sana sini. 

Tak akan kaubiarkan air mataku mengalir karena kesedihan. Kau selalu siap sedia membuatku tersenyum dan tertawa.

Aku bak kristal yang kaujaga agar tak retak, lalu pecah berkeping-keping.

Kaubiarkan aku terlena dan memelihara rasa percaya dengan teguh di hati.

Kauberikan bahagia yang kupikir itu untuk selamanya.

Lalu waktu mengubahmu, atau waktu membuatmu jenuh terlalu lama memakai topeng pangeran menutupi aslimu.

Mulanya aku bertahan walau darah dan airmata tlah kutumpahkan. Namun kini terlalu sakit bagiku saat menyadari bahwa kau memulai semuanya tanpa berniat untuk selamanya.

Maka biarkan aku mengakhiri semua sampai di sini saja.

Akulah kristal yang pecah berkeping-keping. Biar waktu yang akan membantuku mengoles luka satu demi satu. 

Dan akan kuraih bahagia, tanpa kau di sisiku.**

Makassar, 30 September 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun