Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Nonton Film Indonesia di Akhir Pekan: Dari Terlalu Tampan, Ali dan Ratu-Ratu Queens, sampai Mahasiswi Baru

17 September 2022   21:52 Diperbarui: 17 September 2022   21:56 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terlalu Tampan (ig @banggafilmindonesia_)

Week end ini saya gunakan untuk marathon nonton film layar lebar karya anak negeri. Sudah beberapa waktu saya memang tertarik menonton, setelah beberapa kali membaca artikel Raja Lubis, kompasianers yang adalah pecinta musik dan film Indonesia. Dia kalau mengulas film Indonesia keren-keren banget.

Saya tidak menonton film yang direkomendasikan oleh mas Raja, namun saya memilih film-film yang di awal kemunculannya dulu ingin saya tonton, namun apa daya untuk pergi ke bioskop, malas. Beruntung ada Netflix, walaupun definisi layar lebar menjadi layar sempit karena saya nonton dari ponsel.

Hasil menonton film Indonesia sukses membuat mata saya bengkak karena nangis. Widiww, memangnya nonton film apa? Cekidot, ya. Siapa tahu, kamu juga tertarik menontonnya.

1. Terlalu Tampan

Terlalu Tampan mengisahkan seorang anak usia SMA yang berwajah sangat tampan. Ketampanannya itu bikin gadis-gadis pingsan dan mimisan. Akibat wajah tampannya bikin heboh sekecamatan bahkan lebih, Si Kulin (diperankan oleh Ari Irham) selama ini sekolah home schooling demi menjaga stabilitas negara. Akibatnya, Kulin jadi rada kuper dan cupu. 

Nah, suatu ketika ibunya (pura-pura) mengatakan bahwa keluarga mereka bangkrut dan Kulin harus sekolah normal. Padahal ibu Kulin hanya ingin Kulin menjalani hidup normal layaknya remaja seusia.

Akhirnya terjadilah hal yang tidak diinginkan. Kulin dikejar-kejar oleh anak cewek satu sekolah (dari sekolah sebelah, karena sekolah Kulin cowok semua), bahkan sampai nggak berani pulang ke rumah. Ia pergi ke rumah sahabat barunya yang bernama Kibo.

Nah, saat dikejar-kejar cewek, Kulin ketemu sama satu cewek yang sama sekali tidak terpukau memandang ketampanannya. Cewek itu ngeliat Kulin B aja. Kulin malah terpesona dan jatuh hati seketika sama cewek tersebut yang diperankan oleh Rachel Amanda.

Singkat cerita, Kulin ketemu lagi sama cewek idamannya namun ternyata cewek itu adalah sohibnya Kibo yang namanya Rere. Setelah berinteraksi, Kulin paham bahwa Rere dan Kibo saling sayang, tapi Kibo saja yang tidak pede nembak duluan.

Kulin yang nggak punya temen sebelumnya, yang merasa bahwa ditolak cewek itu aib, merasa harus berbuat sesuatu untuk mendapatkan Rere. Kebetulan sekolah sebelah (sekolahnya Rere) yang cewek semua, setuju untuk mengadakan prom night bareng dengan sekolahan Kulin, dan cewek idola yang bernama Amanda, mengundang Kulin dan teman-temannya untuk datang ke pesta ultahnya.

Kulin datang dan membuat perjanjian dengan Amanda yang diperankan oleh Nikita Willy. Amanda harus mencium Kibo di hadapan Rere, dan imbalannya Kulin akan bersedia menjadi pasangan Amanda pada prom night nanti. 

Dengan skenario bikinan Kulin, Rere terjebak dan harus menyaksikan Amanda mencium Kibo. Rere nangis dan pergi. Kulin mengejarnya dan menawarkan cinta, namun Rere menolak dan bilang bahwa ia hanya bisa menganggap Kulin temen biasa.

Saat kembali ke tempat pesta Amanda, Kulin melihat Kibo lagi dipukuli oleh cowok-cowok yang tidak rela Amanda mencium Kibo. Kulin merasa bersalah dan  setelah pergulatan batin yang panjang, ia minta maaf pada Kibo. Kibo marah dan mengusir Kulin.

Rasa bersalah Kulin membuat ia bertekad akan minta maaf dan sekaligus membuat kedua temannya -- Kibo dan Rere berbaikan. Di akhir cerita Kulin berpasangan dengan Amanda pada acara prom night dan melihat ada gadis yang tidak tertarik pada dirinya. Kulin senang dan mulai berdegup-degup jantungnya, ada harapan ia bakal punya pengganti Rere di hatinya!

Film "Terlalu Tampan" ini lumayan lah untuk jadi tontonan pas week-end, namun kurang relate dengan saya yang sudah emak-emak. Saya juga merasa film ini agak-agak lebay. Salah satu wujud kelebayannya adalah nama lengkap Kulin yaitu "Witing Trisno Jalaran Saka Kulina." Ala makjang, itu pepatah Jawa yang artinya cinta ada karena terbiasa. Masak nama kayak gitu, lebay bingit kan. 

O ya, film ini diadaptasi dari webtoon dan saya paling suka penampilan Iis Dahlia sebagai mama Kulin di sini. Perannya sih biasa saja, tapi Iis Dahlia selalu tampak cantik, bukan?

2. Ali & Ratu-Ratu Queens

Ali dan Ratu-Ratu Queens (ig @iqbaal.e)
Ali dan Ratu-Ratu Queens (ig @iqbaal.e)
Film yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan ini sukses membuat mata saya bengkak. Bercerita tentang Ali, anak yang sejak kecil ditinggal mamanya ke New York untuk mengejar karier sebagai penyanyi. Mamanya tidak pernah kembali, hingga tak lama setelah ayahnya meninggal, Ali baru mengetahui kalau mamanya pernah mengirimkan surat-surat dan tiket untuknya dan ayahnya guna menyusul ke New York. Namun ayahnya tak pernah cerita, bahkan lalu bercerai dengan mamanya.

Ali yang sudah remaja usia akhir belasan tahun, akhirnya pamit pada keluarga besarnya untuk berangkat ke New York. Ia ingin menemui mamanya. Ia kontrakkan rumahnya dan uang kontrakan ia pakai untuk beli tiket. Awalnya budhenya tidak setuju, namun akhirnya mengizinkan karena Ali bersikeras.

Berbekal alamat lama yang tertera di amplop surat, Ali sampai di New York. Rumah atau semacam apartemen (?) yang pernah ditinggali mamanya sudah dihuni oleh orang lain, tepatnya empat emak-emak Indonesia yang baik-baik. Ada Parti, Biyah, Ance, dan Chinta -- dan Ali memanggil mereka semua dengan sebutan tante.

Para tante yang struggle hidup di New York dengan kerja sebisanya -- memiliki mimpi membuka restoran, namun uang mereka belum cukup. Ali ditawari tinggal di rumah mereka tapi harus membayar uang sewa. Mereka juga berjanji akan mencari info mengenai mama Ali yang bernama Mia.

Singkat cerita, Ali bertemu Mia, namun kegembiraan dan sukacita yang dirasakan Ali tidak berbanding lurus dengan yang dirasakan mamanya. Bahkan Mia menutup pintu di depan hidung anaknya. Perasaan Ali yang sakit hati digambarkan dengan baik oleh Iqbaal. Saya jadi meleleh melihatnya.

Awalnya Ali ingin langsung pulang saja ke Indonesia, namun para tante menguatkan. Ali pun kemudian berpikir mungkin mamanya kaget melihat tiba-tiba ia nongol tanpa kabar sebelumnya. Ali pun kembali berusaha menemui Mia.

Mia bersedia menemuinya dan menghabiskan sehari bersama Ali. Ali bahagia. Ia bisa menerima kalau mamanya sudah menikah lagi dan sudah punya dua anak. Artinya Ali punya adik-adik dan ia tak akan kesepian lagi, namun ternyata keberadaan Ali tidak diketahui oleh suami mamanya.

Ali menuntut, "Ali ingin diakui, Ma!"

Mia akhirnya menemui Parti tanpa sepengetahuan Ali. Mia menitipkan uang dan tiket buat Ali. Parti menyampaikan itu semua pada Ali, namun Ali marah-marah dan tak percaya. Ia ingin mendengar dari mulut mamanya sendiri bahwa mamanya tak menghendaki dirinya.

Hati Ali patah saat mendengar dari mulut mamanya sendiri bahwa mamanya ingin ia pulang saja. Namun mamanya juga memberikan pengakuan bahwa hidupnya di New York pun awalnya tak pernah mudah.

Ali sedih dan menangis di pelukan Eva, anak Tante Ance, yang sejak awal sudah menarik hati Ali. Akhirnya Ali pulang lagi ke rumah para tante dan meminta maaf sudah berbicara buruk pada mereka. Para tante menerima Ali kembali dan Ali memulai hidup berjuang di New York.

Sekilas di akhir cerita ditampakkan juga mama Ali ingin membicarakan sesuatu yang serius dengan suami bulenya. Dan ada scene di mana Ali bertemu dengan papa tirinya di sebuah tempat sambil saling tersenyum.

Tidak diceritakan kehidupan Ali selanjutnya namun penonton diberikan clue-clue kebahagiaan Ali, apalagi sepupu Ali yang sangat akrab dengan Ali pun digambarkan akan pergi ke New York meneruskan kuliah.

Go, go, Ali, raih cita dan cintamu di New York!

3. Mahasiswi Baru

Mahasiswi Baru (ig @morganoey)
Mahasiswi Baru (ig @morganoey)
Dulu waktu saya melihat poster film ini saya kira isinya bakal lucu menceritakan keseharian oma-oma yang kuliah bareng anak-anak muda.

Sebenarnya tebakan saya nggak salah-salah amat sih, memang ada cerita lucu-lucu tentang si oma yang terlibat tawuran, mau kabur dari jam kuliah dengan lompat jendela, dan hal-hal lucu lainnya, tapi bukan cuma itu saja.

Ceritanya ternyata lebih komplit. Si oma yang bernama Lastri (Widyawati) memutuskan kuliah di usianya yang sudah 70 (tujuh puluh) tahun untuk menghidupkan mimpi cucunya yang meninggal dunia. Sang cucu ini rajin belajar dan memeroleh beasiswa kuliah di luar negeri di jurusan komunikasi. Namun belum sempat pergi, ia mengalami kecelakaan dan meninggal. Akhirnya oma Lastri mau kuliah di jurusan komunikasi Universitas Cyber Indonesia yang berlokasi di Yogyakarta.

Saya nonton film ini tak lama setelah menamatkan Ali & Ratu-Ratu Queens, jadi belum habis bengkak mata saya setelah menangisi nasib Ali, saya akhirnya juga masih menangis di "Mahasiswi Baru."

Film ini juga berkisah tentang persahabatan. Bagaimana oma Lastri akhirnya punya geng berisikan 5 (lima) orang anggota. Ada Reva (Sonia Alyssa) yang ternyata nyambi kerja di kelab malam; ada Danny (Morgan Oey) si youtuber yang tak pernah lepas bikin live video; ada Erfan (Umay Shahab) yang suka sekali protes; Sarah (Mikha Tambayong) yang ternyata anak pak dekan dan Lastri sendiri.

Lastri dan teman-temannya selalu bikin ulah, bahkan pernah Lastri diantar pulang dalam kondisi pipi bengkak kena pukul saat tawuran. Hal ini membuat Anna (Karina Suwandi), putri Lastri, cemas. Apalagi teman-teman oma memanggil hanya dengan nama, Lastri. Anna jadi gondok dan menganggap para mahasiswa itu semuanya kurang ajar. Tapi Lastri tetap sayang dengan teman-teman mudanya bahkan memutuskan untuk bermalam di kost Sarah karena tidak mau dikekang oleh Anna.

Pak dekan juga tidak suka pada Lastri dan mengancam akan mengeluarkan Lastri jika nilainya di semester pertama rendah. Betul juga, nilainya hanya 1,3. Akhirnya Lastri dibantu Sarah mendekati pak dekan agar hatinya luluh. Targetnya pak dekan harus jatuh cinta pada Lastri agar Lastri diberi kesempatan terus kuliah.

Pak dekan memang akhirnya jatuh hati, namun kemudian ia menemukan rekaman video Danny yang membuka rahasia mengenai maksud Lastri yang sesungguhnya. Di saat yang sama, identitas Reva sebagai wanita pendamping di kelab malam juga terbuka karena konten you tube Danny. Lastri dan Reva sama-sama terancam dikeluarkan dari kampus.

Namun anak-anak mahasiswa teman se-geng Lastri tidak pernah putus ide. Berkat Reva dan Erfan, pak dekan mengizinkan Lastri dan Reva untuk tetap kuliah. Di akhir cerita, Lastri menghadap pak dekan untuk minta maaf.

Film "Mahasiswa Baru" memberikan spirit bahwa belajar itu tak ada batasnya dan tak mengenal usia. Kamu dapat mulai pada usia berapapun, asal kamu punya tekad yang kuat.

Itulah tiga film Indonesia yang saya tonton week end ini, ketiganya dengan cerita yang unik. Untuk urusan ide cerita sebenarnya sineas Indonesia tidak kalah dari sineas Korea. Bahkan saya berikan nilai yang tertinggi untuk film Ali & Ratu-Ratu Queen yang sanggup menguras air mata saya.

Air mata untuk perjuangan antara anak dan mamanya menemukan kembali cinta mereka dengan situasi dan kondisi yang sudah jauh berubah, dengan cerita-cerita yang ingin dikisahkan, luka-luka yang tak pernah saling dikabarkan. Buat sutradara dan produsernya, film Ali sepertinya masih boleh dilanjutkan. Banyak yang bisa dikulik. Hubungan Ali dan keluarga mamanya setelah keberadaan Ali diketahui, kisah cinta Ali dan Eva, dan konflik baru saat sepupu Ali mulai tinggal di New York. Yuk, yuk, siapa mau bikin lanjutannya.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun