Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Menulis dari Membaca Novel-novel Peraih Nobel Sastra

8 September 2022   05:00 Diperbarui: 8 September 2022   05:01 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Menulis dari Membaca Novel-Novel Peraih Nobel Sastra (Sumber: Pexels/Tirachard Kumtanom)

Belajar itu seharusnya memang tiada ada akhirnya. Manusia yang berhenti belajar bisa dibilang sama saja dengan manusia yang sudah mati. Tentu saja belajar yang dimaksud di sini bukan duduk manis di kursi dengan meja di depan kita, membaca buku dengan khidmat. Bukan pula dengan duduk dalam ruang luas dan ada guru menerangkan sambil mencoret-coret papan tulis.

Makna belajar tentu adalah lebih dari itu. Kamu bahkan bisa belajar saat sedang asyik menonton sebuah drama Korea. Belajar makna kehidupan, belajar tentang nilai-nilai budaya yang berbeda, atau mungkin belajar bagaimana si penulis skenario ataupun sutradaranya dapat meramu kisah yang luar biasa yang sedang kamu tonton.

Kamu menonton tidak hanya sebagai penonton yang pasif, namun lebih dari itu, kamu belajar sesuatu.

Begitu juga saat sedang jalan-jalan sambil melihat-lihat sekitarmu. Jika kamu menggunakan pikiranmu dan tidak hanya sekadar kosong pikir, pasti kamu akan belajar sesuatu.

Saya sekarang sedang belajar. Dalam arti yang sesungguhnya, belajar melalui seorang guru. Saya berterima kasih kepada teknologi yang memungkinkan saya untuk belajar dari nama-nama besar yang dulu hanya bisa saya baca namanya di sampul buku karya mereka, atau di cerpen-cerpen sastra pada koran ternama.

Sekarang, dengan teknologi digital yang mendekatkan orang yang jauh - tapi (seharusnya tidak) menjauhkan orang yang dekat, saya bisa berinteraksi langsung dengan nama-nama besar itu, dalam kelas di ruang-ruang maya. Kelas via zoom maupun via whatsapp, kelas gratisan maupun berbayar.

Saat ini, kelas sedang berlangsung. Kata guru saya, kelas akan berlangsung selama satu bulan alias 30 hari. Setiap hari pak guru mengirimkan materi melalui email. Tertatih-tatih saya berusaha mengikuti kelas. Lagi-lagi alasan klise kesibukan pekerjaan, membuat saya tidak bisa setiap hari membuka email dan membaca semua materi berdaging yang guru saya kirimkan.

Materi pertama adalah tentang tulisan yang buruk. Menurut guru saya di dunia ini - di laporan-laporan jurnalistik di koran, di buku-buku yang dijual di toko buku, laporan-laporan penelitian - banyak beredar tulisan yang buruk. Kita terbiasa membaca tulisan yang buruk dan terkurung dengan itu semua, menjadikan kita akan merasa puas dengan tulisan kita - yang akhirnya menjadi sama buruknya.

Tidak ada jalan lain untuk meningkatkan kualitas tulisan kita, selain belajar dari tulisan-tulisan terbaik yang sudah diakui dunia. Maka guru saya menyarankan saya untuk mengumpulkan tujuh novel karya pemenang nobel sastra, membacanya setiap hari satu buku, dan menyalinnya di buku tulis atau di laptop. 

Menyalin tulisan dari buku karya pemenang nobel itu, akan membuat kita membaca dengan sangat pelan, dan membiasakan tangan kita untuk menulis kalimat-kalimat yang sudah diakui merupakan kalimat yang baik.

Saya membuka aplikasi perpustakaan digital yang memang sudah saya instal lama di ponsel saya, Ipusnas. Melalui Ipusnas saya mencari beberapa naskah novel karya pemenang nobel dan mulai menyalinnya satu demi satu, sedikit demi sedikit.

Karya pemenang nobel memang beda vibesnya. Kalimat pembukanya sangat tidak umum, meski ada juga yang sangat sederhana. Mereka terbiasa membuat kalimat yang panjang-panjang dengan beberapa anak kalimat yang anehnya tetap indah dibaca. Jika kamu perhatikan, saya menulis artikel ini dengan menggunakan gaya penulis pemenang nobel tersebut. Saya menggunakan kalimat panjang dan menumpahkan semua yang ingin saya katakan.

Kata guru saya, saya harus melakukannya - menyalin kalimat-kalimat dari novel pemenang nobel itu - selama 30 hari sesuai durasi pelajaran. Setelah 30 hari, saya masih boleh meneruskan kegiatan menyalin itu, jika memang saya rasakan itu baik dan memberi efek yang positif pada kemajuan tulisan saya.

Saya akan menuliskan beberapa kalimat pertama/pembuka novel-novel yang sudah saya download dari Ipusnas. Cukup 4 novel saja sebagai contoh, sebagai berikut: 

1. Tabib Sakti - VS Naipaul

Kelak ia bakal kondang dan disegani di sepanjang Karibia Selatan; ia menjadi pahlawan rakyat dan, setelahnya, menjadi perwakilan Inggris di Lake Success.

2. Never Let Me Go - Kazuo Ishiguro

Namaku Kathy H. Usiaku 31 dan aku sudah menjadi perawat selama lebih dari 11 tahun. Kedengarannya cukup lama, aku tahu, tapi mereka sebenarnya ingin aku meneruskan selama delapan bulan lagi, hingga akhir tahun ini.

3. The Red-Haired Woman - Orhan Pamuk

Sudah lama aku ingin menjadi penulis. Namun, setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang kuceritakan nanti, aku belajar teknik geologi dan menjadi kontraktor bangunan.

4. Orang Asing - Albert Camus

Hari ini ibu meninggal. Atau, mungkin kemarin, aku tidak tahu. Aku menerima telegram dari panti wreda: "Ibu meninggal. Dimakamkan besok. Ikut berduka cita." Kata-kata itu tidak jelas. Mungkin ibu meninggal kemarin.

Menurut saya, novel-novel itu isinya berat semua. Novel sastra yang ditulis oleh penulis pemenang nobel biasanya berisi kritik sosial. Saya belum tahu apa isi dari semua novel yang mulai saya baca satu-satu dengan sangat pelan. Tapi seperti kata guru saya, saya bahkan tidak harus selesai membacanya. Saya hanya harus menyalin kalimat-kalimatnya dan meresapi cara penulis ini merangkai kata demi kata dan kalimat demi kalimat.

Saya membaca - dan kemudian menyalin novel-novel itu, dengan tujuan khusus yaitu untuk belajar - bukan membaca sebagai pembaca biasa yang membaca untuk tujuan hiburan semata. Namun tentu saja walaupun demikian, membacanya sampai tamat adalah bonus tersendiri. Saya dapat belajar lagi bagaimana seorang penulis sastra dunia menyematkan ending.

Masih panjang perjalanan, dan ini pun masih materi pertama. Materi awal yang tugasnya dilaksanakan setiap hari, dan masih harus ditambah materi-materi berikutnya yang juga selalu ada tugasnya. Semangat.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun