Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Merayakan Usia 25 dengan Gembira

20 Mei 2021   21:16 Diperbarui: 21 Mei 2021   02:01 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lilin ulang tahun ke-25: depositphotos/Myvisuals

Saya tidak pernah menetapkan target harus nikah usia sekian sekian. Hanya saja waktu itu saya berpikiran, karena sudah memiliki pekerjaan, maka saya akan menikah saat menemukan orang yang tepat.

Saya tidak perlu nikah harus pas di usia 25, dan orangtua saya pun tidak pernah mendesak. Paling-paling mama saya menggodai dengan pertanyaan: sudah punya pacar, belum? Karena beliau yang dari sejak dini mengamanatkan sebaiknya pacaran itu setelah kerja  

Usia 25, posisi saya sudah punya pacar -- tapi kemudian saya akhirnya menikah di usia 27 tahun 3 bulan -- bukan dengan pacar saya saat usia 25 itu. Jodoh memang hanya bisa kita ikhtiarkan, namun takdir tetap Tuhan yang tentukan.

Nasihat Buat Kalian Yang Belum 25

Sebagai orang yang pernah mengalami dan telah melewati indahnya usia 25, saya kira bolehlah saya berbagi nasihat untuk mereka yang belum 25 atau yang tengah menginjak usia pas 25.

Buat Yang Belum 25 dan belum punya pekerjaan:

Agar di usia 25 kamu sudah mapan -- dalam artian punya pekerjaan dan menghasilkan uang yang layak dengan pekerjaanmu itu, maka:

1. Peliharalah Hobi Yang Menghasilkan Uang

Dengan memelihara hobi yang menghasilkan uang, kalaupun di usia 25 kamu tidak diterima kerja di mana-mana, kamu dapat mulai memikirkan opsi berwiraswasta dengan mengembangkan hobi yang kamu tekuni. Menjadi penulis, penjahit, pemilik toko bunga, pemilik kedai makanan, dll -- adalah pekerjaan yang bisa bermula dari sekadar hobi.

Seandainya pun kamu sudah diterima bekerja di sebuah instansi pemerintah atau perusahaan, saran saya jangan berhenti mengembangkan hobi karena dapat menjadi alternatif second job yang menambah income.

Satu hal yang sedikit saya sesali di kemudian hari adalah berhenti menjalankan hobi setelah memiliki pekerjaan.  Hobi saya nulis dan sudah cukup menghasilkan uang waktu itu, tapi setelah mendapatkan pekerjaan, saya malah vakum. Jika hobi nulis itu saya pelihara -- mungkin saya akan mengalami pencapaian-pencapaian yang tidak pernah saya bayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun