Mohon tunggu...
Indah Dwi Rahayu
Indah Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven - Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound.

Selanjutnya

Tutup

Money

Tidak Lagi Bertumpu di Jawa, Ini Indonesia Sentris

6 April 2021   11:37 Diperbarui: 6 April 2021   11:59 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: cdmione.com

Mulai dari pusat perbelanjaan, kawasan industri, gedung-gedung perkantoran yang menjulang tinggi, hingga tempat hiburan di setiap sudut kota sudah lama terpusat di Pulau ini. Jawa menjadi pusat perhatian pembangunan dalam beberapa dekade belakangan ini.

Bukan tanpa alasan, mereka yang tinggal di luar pulau Jawa berbondong-bondong datang dan berharap menjadi baik dalam kehidupannya. Salah satunya seperti pada sektor perindustrian. Pembangunan sektor ini begitu masif dan menjanjikan lapangan pekerjaan.

Industri muncul di Indonesia bukan tanpa tujuan. Seperti yang tertulis pada situs resmi Kementerian Keuangan RI tentang tujuan pembangunan industri, salah satunya yaitu mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang pembangunan daerah dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara.

Tujuan industri akhirnya mengubah perspektif kalimat "Semuanya ada di Jawa", dengan kata lain, "Jawa sentris" tidak berlaku lagi. Banyak wilayah-wilayah lain di Indonesia yang punya potensi besar agar pembangunan industri merata.

Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Belum Merata

Berdasarkan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia fokusnya masih di wilayah Jawa dan Sumatera. Kedua wilayah ini menyumbang besar terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan bahwa "sumbangan" Pulau Jawa terhadap PDB sebesar 58,75 persen, disusul Sumatera sebesar 21,36 persen. Bagaimana dengan wilayah lainnya?

Di posisi ketiga ditempati oleh Kalimantan sebesar 7,94 persen, Sulawesi sebesar 6,66 persen, Bali dan Nusa Tenggara yakni 2,94 persen, Maluku dan Papua menempati posisi bontot yakni 2,35 persen. Nampaknya, kontribusi dari gunung emas di tanah Papua belum mampu menyalip posisi Pulau Jawa.

Sumbangan dari Pulau Jawa mengungguli, bagaimana tidak bila pembangunan terus dan terus dilakukan di wilayah tersebut? Oleh karenanya, pemerintah berupaya meratakan pembangunan kawasan industri di Indonesia.

Apabila kawasan industri tumbuh di daerah-daerah, maka yang semula "semuanya ada di Jawa", berubah menjadi "semuanya ada di Indonesia". Publik tidak lagi berkonsentrasi pada satu titik saja. Munculnya kawasan industri berarti muncul pula lapangan pekerjaan, sebagaimana juga tertulis dalam tujuan pembangunan industri lainnya, yaitu memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri.

Mari kita sedikit memakai mesin waktu dan kembali ke bulan Februari 2019 lalu, di mana Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam acara silaturahmi dan deklarasi dukungan purnawirawan TNI/Polri di Jakarta mengungkapkan bahwa dalam pembangunan Indonesia tidak berfokus pada Jawa semata. "Kita akan membangun Indonesia sentris, bukan Jawa sentris" ujar Joko Widodo dikutip dari beritasatu.com (11/2/2021).

Industri menghidupkan Indonesia bahkan sampai ke wilayah-wilayah lain yang sebelumnya tidak banyak dilirik oleh publik. Adanya industri membuat kita tahu bahwa wilayah di Pulau Jawa sangat membantu pertumbuhan ekonomi negeri. Bagaimana jika hal itu terjadi secara merata? Tidak mau kan kalau kita malah mengabaikan peluang yang begitu besar dan menguntungkan ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun