Mohon tunggu...
Inco Harper
Inco Harper Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Anak iklan, WNI, katolik, pluralis, perokok, senang mempelajari budaya timur tengah dan kristen timur, non-partisan dan tetap yakin menggunakan Pancasila sebagai ideologi politiknya. Bercita-cita menunaikan ibadah haji ke tanah suci Yerusalem.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Parkiran Motor di Jakarta

6 Agustus 2010   12:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:15 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalo beberapa waktu lalu saya menuliskan beberapa keluhan saya tentang 'dosa-dosa' para pengendara mobil di Jakarta, kali ini saya akan mengutarakan kekesalan sebagian pengendara motor tentang tata perparkiran motor di Jakarta. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kadang motor menjadi “anak tiri” di gedung-gedung perkantoran dan perbelanjaan di Jakarta. Banyak gedung yang tidak memperbolehkan motor masuk melalui jalan biasa melainkan harus melipir ke sisi-sisi nun jauh dari gedung tersebut. Untuk gedung yang menyediakan lahan parker untuk motor juga banyak yang setengah hati melakukannya. Tempat terbatas atau jauh dari gedung utama. Sangat beda dengan perlakuan terhadap parkir mobil yang luas dan juga dilengkapi dengan Vallet Parking. Di beberapa gedung di Jakarta misalkan di ITC Kuningan, parkiran motornya sangat-sangat tidak manusiawi. Jika tidak sangat-sangat terpaksa, saya tidak akan mau parkir motor di tempat tersebut. Lahannya yang tidak luas dan tidak sebanding dengan motor yang parkir. Akibatnya banyak motor yang parkir parallel dan mengakibatkan motor lain susah sekali untuk lewat. Belum lagi karena banyak yang memaksakan untuk parkir, banyak motor yang terbaret oleh motor lainnya. Anehnya pihak pengolala sama sekali tidak melarang motor baru yang akan masuk padahal di dalam sudah penuh dan sempit. Motor benar-benar terlihat saling tumpuk menumpuk seperti ikan asin! Padahal jika mau dikalkulasi secara bisnis, lahan parkir motor lebih menguntungkan dari lahan parkir mobil. Anggaplah satu mobil memerlukan lahan parkir 3.5 x 2.5 meter. Maka pengelola akan mendapatkan pemasukan Rp 2.000/jam nya. Sedangkan untuk lahan parkir dengan dimensi yang sama, pengelola akan bisa menampung 4 motor (tanpa desak-desakan) sehingga menghasilkan 4 x Rp 1.000/jam nya. Di mana berarti 2x lebih banyak dari pada parkiran mobil. Tapi tetap saja saya jarang menemui lahan parkir motor yang luas di Jakarta. Belum lagi banyak lahan parkir luar ruang yang tidak dilengkapi dengan canopy sehingga jika hujan datang maka akan membuat basah kuyup helm atau pun jaket para pengendara motor yang kebetulan ada di motor mereka. Di beberapa mal di Jakarta, misalkan di FX dan PIM, lahan parkir motor sangatlah jauh dari tempat perbelanjaan tersebut. FX mempunyai lahan parkir di belakang Hotel Atlet sedangkan PIM mempunyai lahan parkir di samping Masjid Raya Pondok Indah. Sungguh berbeda dengan lahan parkir mobil yang begitu dekat dengan pintu masuk. Bayangkan jika ada seorang ibu yang habis berbelanja bulanan dan harus membawa lebih dari 5 buah kantong plastik menuju parkiran motor! Di beberapa gedung juga (parahnya) sama sekali tidak menyediakan lahan parkir untuk motor sehingga mengakibatkan timbulnya lahan parkir liar di sekitar gedung tersebut. Bukan saja melanggar ketertiban karena motor-motor tersebut diparkit di jalanan atau trotoar yang harusnya jadi hal para pejalan kaki, tapi juga rawan dengan pencurian kendaraan bermotor. Sungguh, parkiran motor di Jakarta adalah sebuah mimpi buruk bagi para pengendara motor di Jakarta… *gambar diambil tanpa izin dari pranowosu.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun