Mohon tunggu...
Incani Indri
Incani Indri Mohon Tunggu... Pemerhati generasi

Tertarik dengan isu generasi, politik dll

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelaparan Sistemis Gaza dan Momentum Kebangkitan Umat

17 Agustus 2025   15:20 Diperbarui: 17 Agustus 2025   15:20 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak serangan 7 Oktober lalu, kondisi Gaza semakin menyedihkan. Lebih dari puluhan ribu jiwa melayang, termasuk belasan ribu anak-anak menjadi korban kekejaman aksi brutal zionis. Setelah serangan bertubi-tubi dengan rentetan peluru, bom, kini rakyat Gaza harus menghadapi senjata mematikan berupa pelaparan sistemis. Akses untuk mendapatkan bantuan bahan makanan maupun obat-obatan diputus. Gaza seolah menjadi penjara sebab tidak ada satupun jalur yang diperbolehkan zionis untuk memasok bantuan kesana. 

Respon Negri-Negri Muslim

Ironisnya respon penguasa negri-negri Muslim bahkan yang berbatasan dengan Gaza secara langsung, tidak tergerak untuk memberikan bantuan. Perbatasan Rafah yang merupakan perbatasan dengan Mesir yang notabene negri muslim pun ditutup. Pada peristiwa aksi besar Long March to Gaza yang diikuti demonstran dari berbagai negara, mereka berusaha untuk melewati jalur perbatasan tersebut. Namun hasilnya nihil. Para tentara dikerahkan untuk menghalangi demonstran dan para demonstran dideportasi. Imam Besar Al-Azhar ikut mendapat ancaman agar mencabut kecamannya terhadap Israel. Nampak bahwa kaum Muslim sedang mengalami krisis berupa ujian ukhuwah Islamiyah dan kepedulian terhadap sesama muslim yang seharusnya satu umat. Ikatan aqidah yang seharusnya menghubungkan mereka dengan saudara-saudara di Gaza terkubur oleh kepentingan. Akibatnya, ukhuwah Islamiyah melemah, dan umat kehilangan kekuatan kolektif untuk menghadapi musuh bersama.

Padahal, Allah telah menegaskan dalam Al-Qur'an bahwa umat Islam adalah umat terbaik (QS. Ali Imran: 110), yang kemuliaannya akan kembali jika umat ini berpegang teguh pada janji-Nya (QS. An-Nur: 55). Sejarah membuktikan, Rasulullah , para sahabat, dan para khalifah mampu membangun peradaban gemilang ketika memimpin dengan Islam secara kaffah. Kisah Khalifah Al-Mu'tashim Billah yang mengerahkan pasukan demi membela kehormatan seorang muslimah adalah teladan bahwa kekuatan umat lahir dari kepemimpinan yang tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya.

Ukhuwah yang Melemah dan Politik Pecah Belah

Salah satu faktor lemahnya respon dunia Islam adalah politik pecah belah yang diwariskan kolonialisme. Negeri-negeri Muslim dipisahkan oleh batas-batas negara bangsa yang sempit, masing-masing sibuk dengan kepentingan nasionalnya sendiri. Isu Palestina pun seringkali dijadikan alat tawar-menawar politik internasional, bukan sebagai amanah aqidah yang wajib diperjuangkan bersama.

Negara-negara besar yang memiliki kekuatan militer justru berdiam diri atau bahkan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Ini membuktikan bahwa tanpa satu kepemimpinan politik yang menyatukan umat, penderitaan seperti di Gaza akan terus berulang.

Momentum Kebangkitan

Krisis Gaza hari ini seharusnya menjadi pemantik kesadaran bahwa kemuliaan umat hanya dapat diraih jika kita kembali kepada Islam secara menyeluruh. Upaya ini memerlukan pembinaan kesadaran politik Islam, memperkuat ukhuwah, dan keberanian untuk melawan penjajahan dalam segala bentuknya.

Pembebasan Palestina tidak akan terwujud melalui perundingan yang berat sebelah atau bantuan kemanusiaan sementara. Ia hanya akan tercapai ketika umat Islam memiliki kekuatan politik yang mampu menegakkan Khilafah, mempersatukan negeri-negeri Muslim, dan menyerukan jihad sebagai solusi tuntas.

Seruan untuk Bangkit

Genosida Gaza adalah cermin kebejatan rezim Zionis sekaligus alarm bagi umat Islam di seluruh dunia. Kita tidak bisa lagi menunggu atau mengandalkan kekuatan luar untuk menghentikan tragedi ini. Momentum kebangkitan harus dimanfaatkan untuk membangun kembali persatuan umat, menegakkan kepemimpinan Islam, dan mewujudkan janji Allah tentang kemenangan bagi orang-orang beriman.

Umat Islam pernah memimpin dunia dengan cahaya ilmu, keadilan, dan kekuatan. Kini, giliran kita untuk mengambil pelajaran dari penderitaan Gaza, memperbaiki kelemahan, dan berjuang bersama menuju kemuliaan Islam. Sejarah akan mencatat siapa yang memilih berdiam, dan siapa yang memilih bangkit.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun