Meski begitu, di mana tidak dengan Roemaisa. Hal tersebut lantaran bapak-bapak kampung yang saling berkumpul dirumahnya hingga membuat Roemaisa tidak nyaman, seperti suara yang mengganggu waktu istirahatnya dengan bayinya, asap rokok mengepul memenuhi ruang dalam rumahnya, dan sikap bapak-bapak yang seolah-olah tidak memperhatikan keberadaan Roemaisa. Roemaisa pun akhirnya mengusir bapak-bapak tersebut, meskipun masih ada beberapa malam kedepan yang belum genap tujuh malam. Tidak selamanya budaya seperti ini menciptakan suasana yang aman dan tenang, akan tetapi juga mampu menciptakan suasana yang membuat orang lain merasa risih. Padahal, ia tahu betul persaingan antara pengusaha kretek pribumi dan China lumayan ketat. Bahkan ia ingat dulu Pak Trisno, orang yang pertama kali memperkenalkan Idroes Moeria pada kretek, pernah cerita bahwa di tahun 1918 di Kudus sempat terjadi kerusuhan antara pengusaha kretek pribumi dengan pengusaha kretek China. "Saya tidak peduli kamu Jawa atau China, yang pasti kalau saya bisa dapat untung di situ, kenapa ndak," ujarnya. Jelas bagi Idroes Moeria berarti lelaki itu mengharapkan keuntungan. (Kumala, 2012:145).
Data di atas merupakan salah satu perbincangan yang dilakukan antara Idroes Moeria dengan pemodalnya yang merupakan seorang keturunan China. Biasanya, persaingan antara pengusaha kretek Jawa dengan pengusaha kretek China berlangsung secara ketat. Kemungkinan kecil terjadi jika orang China mau menanamkan modalnya pada usaha yang dikelola oleh orang Jawa atau pribumi. Lain halnya dengan kakak ipar Pak Joko, orang China tersebut mau bekerjasama dengan Idroes Moeria dengan memberi modal untuk usahanya. Tindakan dan ucapan yang dilakukan oleh kakak ipar Pak Joko tersebut yang mampu mematahkan stigma yang berkembang dalam masyarakat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat pula dipetik kesimpulan yang mencakup seperti berikut:
1. Konsep relasi kuasa yang ditemukan pada film Gadis Kretek karya Ratih Kumala terdapat dua, yakni relasi kuasa atas tubuh dan relasi kuasa atas pemikiran.
a. Pada relasi kuasa atas tubuh terbagi ke dalam dua aspek, yaitu sosial dan seksual. Media penyebar kuasa yang banyak terjadi pada tubuh sosial adalah politik ruang dan peraturan, sedangkan media penyebar kuasa yang banyak terjadi pada tubuh seksual adalah gender dan sensasi tubuh. Pada relasi kuasa atas pemikiran, media penyebar kuasa yang banyak terjadi adalah politik-ideologi, budaya, dan negara.
2. Â Terdapat beberapa bentuk kekuasaan, yakni melalui manipulasi, kontrol, objektivikasi, maupun stigmatisasi yang tersebar pada media penyebar kuasa.
3. Adanya wujud resistensi terhadap kuasa pada film Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Hal tersebut ditemukan dalam tindakan tokoh dalam novel, seperti perlawanan terhadap budaya yang biasa dilakukan oleh masyarakat dan perlawanan terhadap stigma yang berkembang dalam bermasyarakat .terdapat saran yang dapat dikemukakan setelah menjabarkan hasil kesimpulan yaitu penggunaan teori relasi kuasa oleh Michel Foucault pada film  Gadis Kretek. Penelitian ini tidak menutup kemungkinan jika terdapat beberapa kekurangan, terutama dalam penggunaan teori relasi kuasa Michel Foucault. Jika kemudian hari terdapat peluang untuk menganalisis lebih dalam mengenai film ini, maka penelitian ini terbuka untuk dilakukan analisis. Dengan adanya ini, maka pembaca diberi kesempatan untuk dapat menganalisis luas mengenai film Gadis Kretek karya Ratih Kumala beserta teori yang tersedia.
Referensi
Foucault, Michel. 1997. Seks & Kekuasaan. Terjemahan Rahayu S. Hidayat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Foucault, Michel. 2012. Arkeologi Pengetahuan. Terjemahan Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: Diva Press.