Mohon tunggu...
Inayah Maftuhah
Inayah Maftuhah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas jember, hobi bernyanyi di dalam kamar mandi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempelajari tentang Konflik Sosial dalam Pendidikan Islam

13 Desember 2023   11:45 Diperbarui: 13 Desember 2023   12:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan beberapa definisi sebelumya, dapat di simpulakan bahwa pendidikan islam adalah suatu proses yang memberikan bimbingan dan pengajarn secara sadar, menangkup nilai-nilai dan aspek seluruh ajaran islam, termasuk aqidah, syariah, muamalah, dan akhlak. Tuuannnya adalah mengintegrasikan pembelajaran untuk kehidupan dunia dan akhirat, dengn fokus meningkatkan kualitas iman, intelektual, kepribadian, dan keterampilan peserta didik sesuai ajaran islam.

Pengertian konflik

Agar memahami isu konflik dengan jelas, pentingnnya untuk memahami terlebih dahulu definisi konflik itu sendiri. Konflik berasal dari kata " conflintus" yang berarti " pertentangan" mencangkup perbedaan dan pertentangan anatara pihak-pihak yang dapat melibatkan individu hingga golongan besar seperti negara. Menurut Khoirul Anwar konflik juga dapat di artikan sebagai ketidak setujuan antara anggota organisasi atau kelompok- kelompok di dalamnya yang muncul baik karena pelaksanaan kegiatan bersama maupun perbedaan status, tujuan, nilai-nilai, dan persepsi.

Pada dasarnya konflik adalah suatu proses internal yang melibatkan ketidaknyamanan akibat perbedaan atau interaksi konflik antara dua pihak atau lebih. Konflik dapat menimbulkan masalah, merugikan diri sendiri, meningkatkan tinggkat stres, serta menyebabkan kekacauan yang tidak di inginkn. Penangnan konflik melibatkan langkah-langkah tertentu untuk mecegah menyelesaikan masalah, dengan tujuan utama membangun dan memlihara kerjasama antara siswa dan siswa, serta siswa dengan guru.

Menurut Wirawan, konflik didefinisikan sebagai sebuah proses pertentangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang saling bergantung terkait objek konflik. Ini elibatkan pola perilaku dan interaksi konflik yang menghasilakn keluaran konflik. Sementara itu Robbins dalam buku wenni puspita, konflik di artikan sebagai keadaan pertentngan antara dua orang yanng berselisih untuk mencapai kemenagan atau kehancuran. Pihak yang menag di anggap kuat, mampu mengalahkan lawannya, sednagkan lawan atau keduanya tidak mampu mencapainya bersama-sama. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa konflik adalah suatu bentuk tindakan yang melibatkan dua orang atau lebih, dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungannya, tetapi juga untuk merendahkan saingannya melalui kekerasan atau ancaman. Dan juga konflik di definisikan sebagai.

Hendrick mengungkapkan bahwa konflik adalah bagian yang tak terhindarkan selamanya menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Sejak dulu manusia terus menghadapi konflik sehingga kita perlu terus menghadapi konflik sehingga kita perlu terus memahami dan mencari cara untuk mengatasi konflik.Hendrick jug mengungkapkan konflik menurut istilah. Istilah konflik bersala dari kata confilegere atau konfilikum yang berarti benturan antara dua pihak. Dalam konteks ini, konflik dapat di artikan sebagai berbagai bentuk ketidak sepekatan, pertentangan, dan interaksi antagonis yang melibatkan unsur-unsur tabrakan, ketidaksesuaian, perselisih, oposisi, dan lainnya. Penggunaan kata " konflikjuga mencangkup makna negatif, netral dan positif, dengan konotasi negatif terkait erat dengan sifat-sifat seperti kekerasan, destruksi, dan perang.

Jenis- jenis konflik antar siswa

Dalam kegiatan individu terdapat berbagai macam konflik yang melibatkan individu dan kelompo Handoko, TH mengelompokkan konflik menjadi lima jenis, termasuk konflik dalam diri individu, konflik antara indivdu dan kelompok, konflik antar kelopok antar kelompok, dan konflik antar organisasi. Sementara itu, Stoner dan Freeman menggolongkan konflik ke dalam tiga kategori yaitu:

Konflik internal pada individu muncul ketika mereka menghadapi tekanan, peran, atau harapan dari lingkungan luar yang bertentangan dengan keinginan atau harapan mereka sendiri, seringg kali di sebabkan oleh tuntunan mupunn tugas yang melebihi kemampuan yang di miliki.
Konflik antar pribadi, merupakan bentuk ktegangann emosional di antara anggota yang berada dalam satu kelompok atau satu organisasi, maupun di antara individu yang berbeda, yang timbul akibat prbedaan pendapat atau pemikiran.
Konflik antara orang dan kelompok muncul ketika ada perbedaan pendekatan indivu terhadap tuntunanuntuk bekerja sesui dengan metode yang di terapkan oleh kelompok mereka. Ketidak sesuain ini terjadi karena kurangnyya kemapuan seseroang untuk beradaptasi dengan lingkungan baru atau kesulitan menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku di sekitarnya.
Partisipasi siswa/ remaja dalam konflik berpotensi menimbulkan perilaku yang kejam dan tanpa pertimbangan, serta merugikan kemampuan berpikir rasional. Menurut Hendriks remaja dengan kesetabilan emosional yang rendah cenderung menghambat pencapaian tugas perkembangan dan menghambat keberhasilan belajar, bahkan dapat memperjuangkan durasi konflik yang di hadapi. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mengatasi konflik pada siswa/ remaja guna menceah mereka terlibat dalam situasi yang dapat membahayakan perkembangan mereka.
Faktor penyebab terjadinya konflik
Konflik adalah keadaan yang lumrah dalam sebuah masyarakat, dan tidk ada masyarakat yang tidak perna menghadapi pertentangan antara indiviu, antara anggota, atau dengan kelompok lainnya. Oleh karena itu tidak mungkin secara pasti menetapkan sumber konflik, sebagimana yang di jelaskan oleh anaroga bahawa konflik dapat muncul kerena berbagai faktor.
Sebuah pertentnagan yang muncul akibat perbedaan pandangan, di mana setiap pihak yakin akan kebenarannya sendiri, tanpa ada yang mengakui kesalahannya. Jika perbedaan pandangan tersebut sangatmencolok,dapatmenyebabkanketidaknyamanan, ketegangan , dan sejenisnya.
Salah interpretasi dapat menjadi penyebab pemicu konflik, seperti ketika seseorang bertindak dengan niat baik namun di artikan secara berbeda oleh orang lain.
Suatu kelompok bisa mengalami kerugian ketika tindakan salah satu anggotanya di anggap merugikan orang lain, menimbulkan perasaan tidak nyaman, ketidak puasan, atau bahkan kebencian di antara mereka.
Kepekaan emosional yang berlebihan dapat menyebabkan penafsiran yang salsah terhadap perilaku orang lain. Misalnya suatu tindakan yang seharusnya normal dapat di anggap merugikan pihak lain.
Jadi dapat di simpulkan ada beberapa f dan perasaan faktor penyebab konflik di antaranya.
Perbedaan individu mencangkup variasi dalam pandangan dan perasaan yang berbeda dan emosional. Setiap orang merupakan etensitas unik untuk degan suut pandang dan perasaan yang berbeda terhadap hal- hal yang tertentu. Ketidak sepakatan dalam berpendapat dan perasaan terhadap situassi nyata dapat memicuk konfliki sosial, karena tidak selalu setiap individu sejalan dengan klompoknya dalalm interaksi sosial.
Perbedaan dalaam latar belakang budaya dapat mengakibatkan terbentukanya karakter unik pada setaiap individu.  Pola pikir dan pandangan seseorang cenderung di pengaruhi oleh kelompoknya, yang pada pasangnya dapat menciptakanvariasi dalam pemikiran dan sikap. Keseluruhan perbedaan ini memiliki potensi untuk menimbulkan konflik di antara individu.
Perbedaan kepentingan timbull karena adanya variasi perasaan, pandangan, dan latar belakang budaya di antara individu atau kelompok. Hal ini menyebabkan setiap orang tua atau kelompok memiliki tujuan yang berbeda, bahkan jika terkadang melakukan tindakan serupa.
Ketidak pahamana dalam berkomunikasi, bahasa yang kompleks, atau mengomunikasikan informasi yang ambigu dan tidak lengkap dapat memicu konflik.
Solusi penyelesaian konflik
Menurut Stevenin handoko ada lima langkah dasar untuk mencapai perdamaian dalam penyeesaian konflik, tidak peduli apa sumber masalahnya. Langkah-langkah ini memiliki karakteristik fundamental dalam mengatasi kesulitan.
Pengenalan mengeanai disparitas antara kondisi yang sebneranya atau terindentifikasi dengan kondisi yang seharusnya. Hanya satu hal yang dapat menjadi jebakan, yaitu kesalahan dal.
am mendetekasi, seperti tidak memperhatikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenranya tidak ada.
Menetapkan diagnoss adalah tahap kritis, menggunakan metode yang valid dan teruji untuk memahami siapa, apa, mengapa, di mana, dan bagamana secara efketif. Fokus pada isi  utama dn hindari terlalu memperhatikan hal- hal kecil.
Setujui sebuah solusi dengan menghimpun masukan tentang opsi penyelesaian dari para pihak yang terlibat. Pisahkan solusi yang tidak dapat di implementasikan atau tidak praktis, dan hindari penyelesaian dengan cara yang kurang optimal. Mencoba mencari solusi yang terbaik.
Pelaksanaannya perlu di ingatkan bahwa selalu ada aspek positif dan negatif. Meskipun demikian, bijaksanalah agar pertimbangan ini tidak terlalu mempengaruhi keputusan dan arah kelompok tertentu.
Mengevaluasi penyelesaian dapat menghasilkan tantangan baru, dan jika penyelesaian terlihat tidak berhasil, kembali ke langkah-langkah sebelumnya dan coba lagi.
Sementara itu Mangkunegara menyatakan bahwa maneger dan karyawan memiliki berbagai strategi untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik. Strategi tersebut adalah.
Mengelak, menjauhi pertikaian dapat di lakukan jika permasalahan yang memicu konflik kurang signifikan atau potensi pertikaian tidak sebanding dengan dampak yang mungkin terjadi. Pendekatan mnghindar memungkinkan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk meredakan diri, seperti yang dapat di lakukan oleh manajer dengan mengajukan, " biarkan kedua belah pihak memikirkan hal ini dan menunda waktu untuk berdiskusi"
Membuka peluang bagi orang lain untuk merancang strategi penyelesaian maslah, terutama ketika masalah tersebut memiliki arti penting bagi mereka, menfasilitasi kerjasama dengan memberi uang bagi mereka untuk mengambil keputusan. Perawat yang terlibat  dalam konflik dapat memfasilitasi kebutuhn mereka di tahap awal.
Saingan, terapkan pendekatan ini jika anda yakin memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih dari yang lain atau saat anda tidak ingin mengorbankan prinsip-prinsip anda. Meskipun mungkin menimbulkan konflik, metode ini dapat menjadi kunci untuk alasan keamanan.
Kompromi atau negosiasi yang melibatkan pemberian dan penawaran bersama, saling memberi dan menerima, serta upaya untuk mengurangi kekurangan semua pihak agar menguntungkan semua pihak.
Menyelesaikn tantangan atau bekerja sama, keberhasilan dalam menyelesaikan masalah terletak pada keseluruhan keterlibatan individu yang memiliki tujuan kerja serupa. Di perlukan komitmen bersama darisemua pihak untuk saling mendukung dan memperhatikan satu sama lain.
Teori konflik
Bagian ini menjelaskan teori konflik dalam konteks sosiologis moderen  fokus utama pada pandangan Dahrendorf, serta mengulas konstribusi toko-tokoh teori konflik lainnya.
Karl max
Konflik memegang peranan penting dalam struktur masyarkat. Pusat konflik terletak pada pertentangan antara kelompok kapitalis dan proletar. Marx memperkirakan bahwa berbagai konflik muncul sebagai akiabat dari ketdak setaraan dan perdamaian antara kapitalis dan burjotidak mungkin terjadi, sehingga menyebabkan perpecahan dalam masyarakat hanya karena perbedaan status ekonomi mereka. Konflik sering kali terjadi antara kedua kelompok ini.
Leiws A. Coser
Konflik berfungsi sebagai alat bentuk dan pemeliharaan struktur sosial, yang timbul di anatara dua individu atau lebih. Hubngan yangsemakin dekat dalam masyarakat dapat menimbulkan rasa kasih sayang internal, nmun sebalikya, kekhawatiran yang semakin meningkat juga dapat meningkatkan potensi konflik. Konflik dalam kelompok lain dapat memperkuat identitas kelompok, seperti yang di jeaskan oleh Coser, yangmembagi kelompok menjadi du bagian. Yang pertama konflik realistis, konflik realistis ini muncul ketika manusia merasa kecewa dalam hubungan, sementaraitu yg ke dua ada konflik non-realistis terjadi karenaadanya balas dendam di antara individu yang ingin menghancurkan kebahagikaan orangyang menjadi saasarannya, untuk mencegah konflik, penting bagi kita memiliki pemikiran yang berbeda secara wajar guna memperkuat kedekatan dan mencegah konflik yang tidak perlu.
Dahrendof
Dahrendof hidup dalam lingkungan masyarakat industriyang erat hubungannyadengan perbedaan kelas. Penggunaan konsep kelas oleh seorang sosiologi hrusd di lakukan dengan hati- hati karena dapat menimbulkan penafsiran yang salah. Pembagian kelas iini mempengaruhi individu yang tertindas dan tidak memiiki harta. Dengan munculnya  masyarakat industri selama relvolusi industri, konsep kelas menjadi alat ananlisis sosial, menentukan posisi sosial berdasarkan perbedaan, seperti kelaspenguasa dan buruh, atau borjois dan proletariat.
Dalam penjelasan ini, Dahrendof secara rinci mengkaji karl max yang mengadopsi konsep kelas dari ekonom politik untuk di terapkan pada kapitalisme. Marx juga mengambil istilah proletariat dari pemikiran sosialis prancis. Konsep perjuangan kelasnya di hilangkan pada dialektika hegel, dan perkembangan industri di pandang sebgai antagonisme antara penguasa dan buruh, Dahrendof menekankan bahwa tanpa konflik, tidakakan ada kemajuan dan kekuatan produksi berkembang melalui dominasi pertentangan kelas.
Dalam kelas struktur sosial, kepentingan kelas memainkan perautama dalam pembentukannya. Kelas, penguasa , misalnya memiliki kepentingan untuk memperthanakan kekuasaan, sementara kaum buruh fokus pada upah. Konflik sosiologi muncul dari perbedaan kepentingan ini, seperti yang dijelaskan dalam teori konflik Dahrendof yang menyoroti dinamika struktur masyarkat. Teori ini memandanghubungan antar sistem sosial dan tindakan saing mendukung, berusaha menuju keseimbangan dinamis dengan mepertimbangan i konfli kohesi, konteks, dan norma.
Pemahaman Dahrendof mengenai teori konflikdan konsensus
dahrendof melihat masyrakat sebagai etetintas komleks dengan dua dimensi utama, yaitu konflik dan konsensus, baginya teori sosiologi perlu terbagi menjadi teori konflik danteori konsensus, sementara teoritis konsensus harus menguji nilai integrasi , teoritis konflik harus memahami konflik kepentingan dan penggunaan kekerasan yang mengikat masyarakat. Dahrendof mengakui nbahwa konsensus dan konflik saling bergantung sebgai persyarataan masyarakat, dimana konflik dapat muncul dari konsensus sebelumnya dan sebaliknya.
Dahrendof memulai kalimatnya dengan menyatakan bahwa pengarh fungsionalisme struktural sangat sgnifikan, menurutnya sistem sosial di satukan oleh kerja sama , sukarela, konsensus bersama, atau keduanya, menurut fungsioanal.
Namun teoritis konflik berpendapat bahwa masyarakat di satukan oleh " ketidak bebasan yang di paksakan". Dahrendof menekankan bahwa perbedaan distribusi otoritas adalah  faktor kunci yang menyebabkan konflik sosial sistematis, ia mengagaap konflik sebgaia proses tak terhindarkan yang timbul.
l.Dengan demikian, posisi tertentu di dalam masyarakat mendelegasikan kekuasaan dan otoritas terhadap posisi yang lain. Fakta kehidupan sosial ini mengarahkan Dahrendof keada tesisnya sentral bahwa perbedaan distribusi otorias " selalu menjadi faktor yang menetukan konflik sosial sistematis ". Konflik di asumsikan sebgai proses yang tak terhindarkan yang timbul dari kekuaan lawan dalam pengaturan dalam pengaturan sosial dan struktura
Konflik semacam itu dipercept atau di mulai kembali oleh serangkaian kondisi atau variabelstruktural yang menagitervensi. Resolusi konflik pada satu titik waktu mencipatakan situasi struktural yang dalam kondisi tertentu tak terhindarkan mengarah ke konflik lebih lanjut di antara kekuatan yang menetang.
Jadi penyeesarakan pemikiran dan nilai- nilai di ntara anggota kelompok untuk mencapai suatu kesepakatan bersama. Dalam prosesnya, konsensus dapat menjadi instrumen penting dalam membangun hubungan ng harmnis dalam menghindari konflik internal.
Otoritas menurut Dahrendof
Pada dasranya konflik terjadi karena adanya ketidak seimbangan otoritas, dimana manusiamenggunakan kekuasaan untuk kepentingan prbadi. Dominasi kels atas kelas bawh dipengaruhi oleh struktur posisi dari pada individu. Dalam masyarkat delegasi otoritas dari kelas bawah dapat menjadi sumber konflik sosial secara sitematis.
Dahrendof berpendapat bahwa possi dalam masyarakat di tentukan oleh otoritas dngan intensitas yang bervariasi,fokusnya adalah pada struktur sosila yang lebih luas. Tesis intinya adalah bahwa berbagai posisi memiliki tingkat otoritas yang berbeda, bukan terlletak individu tetapi posisi itu sendiri, selain itu ia menyoroti konflik antar posisi , mengindentifikasikan akarnya dlam penataan peran sosial yang di dasrkan pada ekpektasi dominasi atau penguasaan.
Dahrendof berpenapat bahwa mereka yang fokus pada karakteristik psikologis dan perilaku individu dalam pososi --posisi tertentu serta menggunakan pendekatan tersebut bukanlah sosiologi.
Dahrendof serupa dengan Weber, mengakui perbedaan antara kekuasaan ( mampu memaksakan kemampuan meskipun ada perlawanan) dan otoritas ( hak untuk mengarapkan kepatuhan)
Dalam konteks hubugan kekuasaan dan otoritas, dahrendof menekankanbahwa kontrol atas alat produksi mencerminkan struktur otoritas melembaga, bukan domnasi berdasrkan kekuasaan semata. Ia juga mengatakan bahwa otoritas bersifat posisional , terletak pada posisi bukan pada individu, dan adanya pembedaan dalam pengunaan otoritas didasrkan padaosisi yang sah dlam suatu asosiasi imperatif.
Dahrendof berbendapat bahwa partisipasi dalam penggunaan otoritas menempatkan individu dalam kelas brkuasa, dimana tujuan utamanya kelas tersebut adalah mempertahankan legitimasi posisi dominanya dan status quo. Sementara itu kelas bawah memiliki kepentingan untuk menentang legitimasi struktur otoritas yang ada.

Cara menyikapi konflik
Menurut Stevenin Handoko ada lima langkah yang mendasar untuk mencapai kedamaian dalam mengatasi kesulitan konflik, tidak peduli asal sumber masalahnya.
Perkenalan, perkenalan di awali dengan pernyataan mengenai disparitas antara keadaan aktual atau terindifikasi dengan kondisi yang seharusnya. Kendala utamanya terletk pada kesalahan dalam mendeteksi, yaitu kurangnya perhatian terhadap masalah atau penilaian bahwa ada.
Diagnosis, menetukan diagnsis adalah langkah krusial, menggunakan metoode yang benar dan teruji untuk memahami siapa, apa, mengapa, diamana,dan bagaimana dapat menghasilkan hasil yang optimal, fokus pada permasalahan utama dari pada hal-hal yang sepele.
Menyepakati suatu solusi, setujui suatu penyesalan mengumpulkan masukan mengenai solusi yang mungkin dari mereka yang terlibat. Pilih solusi yang dapat di terapkan dan praktis, hindari penyelesaian yang kurang baik, carilah yang terbaik.
Pelaksanaan, implementasinya harus di jalankan dengan kesadaran bahwa setiap langkah akan membawa keuntungan dan kerugian sekaligus. Tetapi bijaklah dalam mengelola pertimbangan ini agar tidak terlalu mempengaruhi keputusan dan arah yang di ambil oleh kelompok tertentu.
Evaluasi. Menilai hasil dari sebuah tindakan bisa menghadirkan tantangan baru. Jika solusinya tidak berhasil, kembali ke lankah sebeumnya dan coba lagi.
Sementara itu Mangkunegara mengatakan para manajer dan karyawan memiliki beberapa strategi dalam menangani dan menyelesaikan konflik  strategi tersebut antara lain adalah:
Menghindari konflik dapat di lakukan dengan mengabaikan isu yang tidak terlalu penting atu jika potensi konfrontasinya tidak sebandig dengan dampaknya. Strategi ini memungkinkan pihak yang terlibat untuk menenangkan diri. Misalnya, seseorang menejer perawat dapat mengahiri diskusi dengan menganjurkan agar kedua pihak mempertimbangkan maslah tersebut dan menetukan waktu untuk diskusi di kemudia hari.
Mengakomodasi. Memberikan peluang kepada individu lain untuk merancang strategi penyelesaian masalah, terutama jika permasalahan tersebut memiiki signifikasi bagi mereka dapat memfasilitasi kolaborasi. Hal ini memungkinkan timbulnya kerja sama dengan memberikan ruang bagi umereka untuk mengambil keputusan. Seseorang perwaat yang terlibat dalam konflik dapat menyesuaikan diri dengan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan mereka sebagai prioritas utama.
Kompentensi, kompetensi dapat di artikan sebagai suatu pertandingan. Gunakan pendekatan ini jika anda yakin memiliki pengetahuan dan keterampilanlebih dari yang lain atau ketika anda tidak ingin mengorbankan nilai-nilai anda. Meskipun dapat menimbulkan konflik, metode ini mungkin penting untk keamanan.
Kompromi atau negosiasi, kompromi atau negosiasi melibatkan pemberian dan kesepakatan bersama saling memberi dan menerima, serta upaya untuk meminimalikan kekurangan agar menguntungkan semua pihak yang terlibat.
Memecahkan masalah atau bekerja sama dapat membawa kemengan bbersama ketika individu yang terlibat memiliki tujuan kerja serupa. Diperlukan komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan memperhatikan satu sama lain.
Koordinasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun