Mohon tunggu...
Inaya Dewi
Inaya Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Saya adalah seorang mahasiswi. Saya pergi ke kota orang untuk berkuliah. Hobi saya adalah menonton drama Korea dan juga membaca cerita fiksi melalui platform digital. Saya suka drama Korea bergenre misteri karena saya suka dibuat penasaran. Saya seorang introvert. MBTI saya adalah ISFJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kriminalitas akibat Krisis Ekonomi dalam Naskah Drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C. Noer

22 Desember 2023   11:00 Diperbarui: 22 Desember 2023   11:00 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Naskah drama adalah karya seseorang berupa teks yang ditandai dengan adanya dialog untuk menggambarkan watak tokoh dan membuat pembaca atau penonton dapat mengerti alur ceritanya. Menurut pendapat Luxemburg dkk (1992) naskah drama adalah teks yang bersifat dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Penulis naskah drama harus bisa mengemas tema, watak tokoh, konflik, dan lainnya dalam dialog yang menarik. Naskah drama berbahasa Indonesia pertama kali ditulis oleh Roestam Effendi dengan lakon Bebasari pada tahun 1926 (Sianipar, 2015). Naskah drama tersebut menjadi motivasi bagi penulis lain dalam menulis naskah drama, sehingga sampai saat ini diketahui banyak penulis naskah drama di Indonesia.

Salah satu penulis naskah drama legendaris asal Indonesia adalah Arifin Chairin Noer, atau kerap disapa Arifin C. Noer. Beliau lahir di Cirebon pada tanggal 10 Maret 1941. Beliau adalah sutradara teater dan film yang sangat berbakat. Banyak karya-karyanya yang mendapat penghargaan. Contohnya adalah film Rio Anakku dan Serangan Fajar. Adapun karyanya yang sangat kontroversial adalah film Pengkhianatan G 30 S/PKI tahun 1984. Selain menjadi sutradara, beliau juga menulis karya sastra puisi dan naskah drama. Sama halnya dengan film, naskah-naskah drama yang ditulis olehnya juga mendapat banyak penghargaan. Naskah-naskahnya menarik minat para, sehingga banyak yang dipentaskan.

 Salah satu naskah drama yang ditulis oleh Arifin c Noer yang menarik untuk dibahas berjudul Matahari di Sebuah Jalan Kecil. Naskah drama tersebut ditulis pada tahun 1966. Jika hanya membaca judulnya, apa yang ada dibenak kita? Apa maksud dari kata matahari? Bukankah matahari itu adanya di langit? Pasti beberapa dari pembaca bertanya-tanya mengenai judul naskah drama tersebut. Oleh karena itu, Matahari di Sebuah Jalan Kecil menarik untuk dibahas.

Dalam naskah drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil, mengangkat isu sosial berupa kesulitan ekonomi yang dialami oleh para pekerja pabrik dan warga sekitar yang tinggal di sebuah jalan kecil itu. Dibuktikan dengan dialog antar tokoh sebagai berikut,

SI KACAMATA : Kemarin sore istriku berbelanja ke warung nyonya pungut. Pulang-pulang ia menghempaskan nafasnya yang kesal....... Harga beras naik lagi, katanya.

SI PECI               : Apa yang tidak naik?

SI TUA                : Semua naik. 

Dialog antara 3 tokoh tersebut menggambarkan kondisi ekonomi pada masa itu. Harga beras dan kebutuhan lainnya lebih mahal dari sebelumnya. Mereka yang hanya pekerja pabrik merasa resah dengan kebijakan pemerintah yang menaikan harga kebutuhan pokok, karena pengeluaran mereka pasti akan jauh lebih besar daripada pemasukan.

            Selain kesulitan ekonomi, isu sosial yang diangkat pada naskah drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil ini adalah kriminalitas. Arifin menuliskan kriminalitas berupa pencurian dan penipuan. Tidak heran jika pencuri dan penipu mulai bermunculan pada situasi naiknya harga kebutuhan pokok. Kedua isu tersebut tentunya saling berkaitan. Dengan adanya keinginan untuk bertahan hidup, seseorang bisa melakukan segala hal termasuk mencuri dan menipu. Dibuktikan dengan penggalan dialog berikut,

PENJAGA MALAM         : Uuuuuh, gara-gara pencuri, aku jadi kesiangan.

SI PENDEK                      : Tadi malam ada pencuri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun