Jangan Menghiasi Diri Dengan Ketha'atan
"Memaknai Nasihat Spiritual Tokoh Sufi Syeikh Ibnu Athaillah"
Judul tersebut diatas dikutip dari salah satu nukilan bijak dari seorang tokoh sufi Syekh Ibnu Atha'illah ulama besar penulis kitab Al Hikam, membaca nukilannya  nalar dan logika saya agak tergelitik dengan pernyataan yang cukup membingungkan bagi orang yang kurang paham tentang maksud nukilan tersebut ""Hiasilah dirimu dengan maksiat janganlah dihiasi dengan keta'atan" tentu saja awal membaca ini cukup mengagetkan tetapi tidak ingin pikiran saya tergesa-gesa meng-alamatkan tuduhan sesat dalam memahami pernyataan dimaksud,  akhirnya memaksa saya untuk beselancar didunia maya  mencari tahu apa dibalik makna maqolah yang disampaikan tokoh sufi tersebut hal ini saya lakukan mengingat ke-awaman keilmuan saya tentang dunia tasawwuf yang terkadang nasihatnya kita anggap nyeleneh ternyata memiliki pesan mulia, adalah  Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha'illah As-Sakandari adalah tokoh tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia termasuk di Indonesia karyanya yang terkenal adalah Al-Hikam dengan sandaran utamanya yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah namanya begitu sangat populer terutama didunia pesantren bahkan karyanya selalu menjadi rujukan baik dikalangan akademisi maupun para ulama di Nusantara.
Sebuah ungkapan yang cukup menggelitik, dan mengundang rasa penasaran  "Hiasilah dirimu dengan maksiat, janganlah dihiasi dengan kethaatan" membaca nasihat bijak ini bagi orang awam naluri berpikirnya akan terdorong untuk mengalamatkan penilaian negative karena disangkanya bahwa ada yang salah dengan quote ini mengingat sangat bertentangan, menimbulkan kontoversi  , bertolak belakang dengan nasihat bijak pada umumnya yang sering diterima namun demikian jika dicermati lebih dalam membaca nasihat dari tokoh sufi akan tersibak bahwa quote tersebut sungguh sangat menampar kesadaran kita yang seringkali mengklaim diri paling baik, lebih sholeh, lebih tha'at  dan tidak menutup keumngkinan merendahkan orang lain, lalu apa makna inspirasinya dari ajakan berhias diri dengan kemaksiyatan dan jangan berhias diri dengan ketha'atan adalah mengajak untuk senantiasa agar diri merasa lebih hina, jangan membanggakan diri karena ibadahnya, tidak merasa paling rajin ibadahnya namun semua itu menjadi malapetaka jika membuat diri  merasa jumawa dihadapan Allah SWT, karena sejujurnya bahwa ketha'atan yang dilakukan tidak untuk membanggakan diri bahkan sebaliknya semakin merunduk tawadu'
lalu apa makna  inspirasinya ?  adalah semata-mata mengajak kita untuk senantiasa merasa diri paling hina, jangan  bangga diri karena ibadahnya, jangan merasa paling suci, paling rajin ibadahnya,  paling rajin  berbuat baik, rajin berbuat ketha'atan  namun semua itu menggiring diri kita menjadi ta'jub atas diri , maka merasa banyak kekurangan, merasa banyak dosa jauh lebih baik supaya termotivasi untuk terus belajar,  tidak meremehkan orang lain, lebih jauh makna tersirat dari quote tersebut adalah mengajak untuk menanamkan sikap kerendahan hati
Kesimpulan
Hiasilah dirimu dengan maksiat, jangan dihiasi dengan ketaatan" ungkapan ini sama sekali bukan sebagai ajakan mendorong seseorang untuk berbuat dosa , sebaliknya ini adalah cara untuk menumbuhkan kerendahan hati dan kesadaran diri akan dosa, karena dengan menyadari diri sebagai pendosa, seseorang akan terhindar dari sifat sombong dan ujub (merasa kagum pada diri sendiri) yang seringkali menyertai amal ibadah, maka ajakan berhias diri dengan dosa  sebagai nasihat spiritual yang mengingatkan agar manusia tidak terjebak dalam kesombongan akibat ibadah yang dilakuka, untuk itu dengan selalu menyadari dosa dan kehinaan diri, seseorang akan lebih termotivasi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukankah  jauh lebih bermakna memandang  diri sebagai pelaku pendosa diiringi ringkih istigfar sehingga rasa keta'atan pun akan semakin bertambah, namun jangan pandang diri sebagai seorang yang telah tha'at, karena itu akan menghantarkan pada perilaku sombong berakibat investasi amal kebaikan akan tersia-sia.Â
Demikian Wallahu A'lamu
Kamis, 24 Juli 2025
Kreator Kompasiana : Inay Tea, Pondok Damai, Cileungsi, Kab. Bogor
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI