Waspada Dari Kebangkrutan di Akhirat
Istilah bangkrut tentu saja  sesuatu yang tidak asing ditelinga,  karena  sering berseliweran berita tentang  perusahaan besar sekalipun  sudah tidak jalan alias bangkrut, mengalami kerugian hingga tidak bisa dipertahankan akibat menderita kerugian yang sangat besar dan terpaksa harus merumahkan para pegawainya,  perusahaannya terpaksa bubar karena sudah bisa lagi dipertahankan  tentu saja tidak ada satupun pengusaha yang menginginkan usahanya bangkrut idealnya perusahaannya  selalu mendapatkan keuntungan besar sehingga bisa bertahan,  dari gambaran kebangkrutan bersifat dunia saja begitu  sangat menakutkan  lalu bagaimana jika kebangkrutan itu terjadi di akhirat yang tidak bisa lagi untuk diperbaiki karena bukan tempatnya untuk merevisi amal kebaikan  tetapi saatnya untuk mempertanggung jawabkan semaian amal kebaikan yang sudah dilakukan saat didunia, pertanyaannya adalah apakah akhirt mengenal istilah kebangkrutan ?
Kehidupan akhirat mengenal sekali istilah kebangkrutan ini erat kaitannya dengan amal kebaikan yang dilakukan saat hidup didunia, hal ini sebagaimana yang telah diisyaratkan Rasulullah SAW saat menanyakan kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut ? Para sahabat menjawab: "Di kalangan kami orang yang bangkrut  adalah seorang yang tidak mempunyai dirham dan harta benda". Nabi bersabda: 'Bangkrut  di antara umatku itu ialah seseorang yang kelak di hari kiamat datang lengkap dengan membawa pahala dari ibadah shalatnya, ibadah puasanya dan ibadah zakatnya, namun disamping itu dia juga membawa dosa berupa makian pada orang lain, menuduh yang ini, menumpahkan darah yang ini serta menyiksa yang ini., dan berbuat dzalim  lalu diberikanlah pada yang ini sebagian pahala kebaikannya, juga pada yang lain., jika amal kebaikannya  sudah habis padahal dosa belum terselesaikan, maka diambillah dosa-dosa mereka itu semua dan ditimpakan kepadanya
Gambaran tersebut diatas agama menyebutnya dengan istilah "Muflis"  dari akar kata aflasa yuflisu yang didefinisikan dengan khasira tijaaratahu yakni rugi perniagaannya atau bisnisnya, maka muflis yang berbentuk isim fa'il bermakna orang yang rugi dalam bisnisnya atau bangkrut, akan tetapi dalam definisi hadits tersebut di atas adalah seseorang dengan membawa segudang pahala amal kebaikan namun semuanya sirna karena akibat kedzaliman yang telah dilakukan terhadap orang lain saat hidup didunia pada akhirnya semua pahala kebaikan menjadi milik orang lain sebaliknya dosa orang lain dilimpahkan untuknya  jadi betapa mengerikannya kebangkrutan di akhirat, sangat merugikan dan akan mengalami penyesalan terus-menerus mengingat sudah tidak ada ruang untuk memperbaikinya , berbeda jika kerugian didunia  masih ada kesempatan untuk mengoreksi terhadap kesalahan , karena itu harus waspada agar tidak mengalami kebangkrutan di akhirat
Kesimpulan
Tuhan akan selalu menegakan keadilan  bagi siapa saja tanpa kecuali, terhadap orang yang pernah dizalimi di dunia pasti nantinya akan dihadirkan untuk ditegakkannya sebuah keadilan seadil adilnya sehingga  tidak ada lagi seorang pun yang masih merasa terdhalimi , dengan perhitungan dan keadilan tersebut, setiap manusia akan menyadari tanggung jawab dari apa yang telah dilakukannya selama didunia, dan hadis tentang muflis (kebangkrutan) memberikan pesan penting bahwa  ibadah mahdhah, belumlah memberikan jaminan bahwa pelakunya dipastikan akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat hal ini harus diimbangi dengan hubungan baik antar sesama manusia, keseimbangan antara hablumminallah dan hablumminannaas satu kesatuan yang harus senantiasa dijaga dengan sebaik-baiknya.agar tidak mengalami kebangkrutan di akhirat alias zonk pahala ibadah yang telah dilakukan saat hidup didunia. Wallahu A'lamu
Jum'at, 16 Mei 2025
Kreator Kompasiana : Inay Tea, Pondok Damai, Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat