Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Benarkah Orang Berpuasa ada Tingkatannya" Sebuah Kajian Masjid Assahara Walikota Jakarta Barat

20 Maret 2024   06:10 Diperbarui: 20 Maret 2024   06:45 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi Saat Kordinasi Perkim Jakbar

"Benarkah  Orang  Berpuasa ada Tingkatannya"

Sebuah Kajian Masjid Assahara Walikota Jakarta Barat

Senin, 18 Maret 2024 kebetulan ada undangan rapat kordinasi dari Sudin Perkim Jakarta Barat untuk hadir dalam acara rapat evaluasi laporan akhir tentang tentang finalisasi laporan CAP ( Communty Action Plan )  dari hasil usulan perencanaan yang dilakukan oleh masyarakat bersama konsultan beberapa bulan yang lalu dan rapat kali sangat cepat karena perkim hanya memberikan masukan-masukan apa saja yang harus ada dan diperbaiki supaya tidak bolak balik setelah ada kesepakatan  antara perkim dan konsultan tentang susunan laporan akhir baik dari warna   cover, daftar isi, posisi gambar usulan perencanaan , nilai RAB , dan berikut penggandaannya   

setelah ada kesepakatan rapat kordinasi langsung ditutup, selama mengikuti rapat dengan perkim ini adalah rapat kordinasi yang paling cepat, simple, dan sederhana tapi pesannya sudah dikantong para konsultan kebetulan ada dua konsultan yang mengerjakan projek ini tepat jam 11.00 rapat kordinasi ditutup waktu yang masih panjang ini  tentu bagi saya tidak mungkin langsung balik kanan  mengingat perjalanan cukup jauh dan lumayan panas maka pilihan yang paling tepat adalah menunggu Dhuhur di Masjid Assahara yang berada dilokasi sekitar Walikota Jakarta Barat saat memasuki Dhuhur sebagaimana biasanya melakukan sholat sunnah kemudian berjamaah sholat Dhuhur  setelah salam MC langsung mengumumkan agar jamaah  tidak meninggalkan tempat karena akan ada tausiyyah dari ustadz yang memang sudah dijadwalkan

 Dok. Pribadi Saat Kajian  
 Dok. Pribadi Saat Kajian  
                                                                                                     

Dok Pribadi Saat Kajian Berlangsung
Dok Pribadi Saat Kajian Berlangsung

Momen ini bagi saya sangat menarik bukankah kita akan mendapatkan pahala juga mendengarkan tausiyah dari ustadz ? Tentu saja kita akan mendapatkan pahala terlebih dibulan baik saat pahala berlipat nah selanjutnya  sebagaimana biasa lazimnya dalam ceramah mengucapkan salam sabagai pembuka lalu melakukan pembahasan dengan mengingatkan kepada jamaah bahwa puasa itu harus dijaga betul baik dari aspek yang membatalkan puasa secara hukum fiqih maupun aspek yang dapat menghilangkan pahala puasa lho kok pahala puasa  hilang memang kenapa ? Ustad mengawali ini dengan menyitir hadis nabi "Diriwayatkan dari Anas ra, Rasulullah saw. bersabda : Ada lima perbuatan yang menghapus pahala puasa, yaitu : berbohong, menggunjing, mengadu orang, bersumpah palsu dan memandang lain jenis dengan syahwat"  dari lima inilah kita harus mampu menjaganya supaya kualitas puasanya terpelihara dengan baik, serta berpotensi mendatangkan pahala berlipat tidak mudah memang tetapi kita harus berusaha mempertahankan nilai puasa dari segala sesuatu yang akan menggerogoti pahala puasa, berbeda dengan soal amanah keilmuan fiqh yang hanya menjaga dari yang membatalkan (sah tidaknya) puasa seseorang ini relative lintas  usia bisa mengatasinya  

Namu untuk menjawab judul diatas karena sepintas cukup menyeramkan juga bahwa puasa ada tingkatannya  karena ini membuka kemungkinan  ruang perbedaan klasifikasi kadar puasa seseorang ini sangat penting supaya kita selalu waspada dalam menjalankan sekaligus menjaga nilai subsatansi puasa yang tidak hanya menahan haus dan lapar saja "Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan lidah, mata, telinga, dan seluruh anggota tubuh dari melakukan perbuatan yang tidak diizinkan" selanjutnya sang  ustdaz menyitir pendapat imam Al- Ghazali yang membagi puasa kedalam tiga tingkatan

Dok. Pribadi Saat Kordinasi Dinas Perkim
Dok. Pribadi Saat Kordinasi Dinas Perkim

Tingkatan pertama ini mereka hanya melaksanakan puasa itu menjaga agar supaya tidak ada yang masuk dari lubang atasnya, maupun ada yang keluar dari lubang bawahnya. Mereka menjaga puasanya hanya supaya tidak batal dari makan dan minum dan juga tidak berhubungan suami istri, " Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi --yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya)"  What do you get if the fasting model only holds hunger and thirst ya hanya berhenti pada soal lapar dan haus sangat disayangkan model puasa seperti ini

Adapun tingkatan  kedua, lanjut ustadz menjelaskan, mereka adalah golongan orang khusus yakni mereka yang setelah menjaga mulutnya, perutnya daripada makanan yang membatalkan puasa dan juga menjaga syahwatnya, mereka pun menjaga matanya, telinganya dan lisannya beserta anggota tubuh yang lainnya daripada berbuat dosa dan maksiat relative anggota tubuhnya terpelihara dari perliku dosa yang menjadi penyebab sempurnanya kualitas puasa yang dijalankan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun