Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pedagang Nasi Bebek Berhasil Membangun Bunker Sosial Pada Diri

20 Juli 2023   07:25 Diperbarui: 20 Juli 2023   07:29 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pedagang Nasi Bebek  

Berhasil Membangun Bunker Sosial Pada Diri

Entah apa yang membuat saya  suka dengan bebek Madura tentu ada alasannya disamping rasanya enak, daging empuk,  tidak bau amis dengan racikan bumbu yang khas rasanya bisa memanjakan lidah tapi jika tidak bisa mengolahnya biasanya daging bebek akan terasa bau amis sepertinya untuk daging bebek harus diakui orang Madura memiliki kecapan mengolahnya sehingga bau amisnya hilang seketika ada rasa ingin menikmati daging bebek  kami putuskan untuk mencari pedagang nasi bebek ternyata ada dan tidak jauh   dari tempat tinggal hanya sekitar 2 KM saja yang saya lihat selalu ramai dikunjungi pembeli akhirnya memutuskan untuk memesan 2 porsi nasi bebek namun persoalan kemudian adalah saat sedang menikmati makan dengan sambal yang cukup lumayan pedas sesuai pilihan kami saat ditanya mau pedas atau sedang kami memilih pedas karena sangat suka pedasnya sambal namun tentu saja pedasnya sambal harus diimbangi dengan segelas air minum tetapi saat kami minta  pedagang nasi bebek malah menunjukkan ke pedagang sebelah itu artinya kita harus mengeluarkan kocek lagi untuk memesan minuman mau tidak mau  kami memesan air jeruk hangat dua gelas,  nah mulai pikiran nakal menggoda bukankah seharusnya pedagang nasi otomatis menyiapkan minuman bagi pembeli kenapa  kok terkesan digiring  beli kesebelah  ?

Dok. Milik Pribadi
Dok. Milik Pribadi

Pertanyaan itu mengiringi sambil tetap menikmati kuliner daging bebek Alhamdulillah  pikiran genit dapat saya tepis berganti menjadi  pikiran positif mulai muncul pertanyaan baik jangan-jangan ini bentuk kolaborasi yang sangat bagus dari seorang pedagang nasi bebek dengan penjual minuman untuk menjawab rasa penasaran saya  putuskan untuk bertanya langsung kepada pedagang nasi bebek saat pembeli sedang sepi bernama Muslih apakah ada hubungan keluarga dengan pedagang minimum ?  beliau menjawab tidak ada hubungan saudara hanya kawan saja yang kebetulan sama-sama berjualan dan saya menghormati beliau dengan tidak menyiapkan air minum supaya pembeli pesan minumannya ke pedagang sebelah agar kami bisa  saling menopang  ini  tetap kami rawat  dengan saling menghargai, saling membantu memberikan ruang berbagi  rizki bagi seseorang bukankah pada akhirnya kami otomatis akan saling mendoakan agar jualannya laku karena kalau nasi bebek saya banyak pembelinya maka otomatis penjual minuman juga banyak yang pesan ini yang kami inginkan langsung pikiran saya menerawan jangan-jangan sikap mulya ini yang membuat  nasi bebek selalu banyak dikunjungi pembeli disamping rasanya memang maknyus tetapi juga terselip sikap mulya yang ada pada diri pak Muslih  

Dok. Milik Pribadi
Dok. Milik Pribadi

Saya menyadari bahwa kepedulian tidak melulu membantu dalam bentuk uang, makanan, minuman, pakaian, dan lainnya ada kepedulian immaterial (nonmateri), seperti memberikan rasa kasih sayang, saling mendoakan, bahkan memberikan ruang untuk sama-sama mencari rizki sebagaimana kisah seorang pedagang nasi bebek yang telah berhasil  membangun banker social  dalam jiwanya membuat ia terlihat  ramah  dalam melayani konsumen, sabar,  selalu mengembangkan senyuman, pembawaannya begitu tenang, bergembira dalam segala situasi ketika  banyak  pembeli maupun tidak, dan  saat ditanya beliau menjawab dengan pelan satu hal keyakinan yang beliau pegang adalah jika ingin rizki mengalir deras maka kita harus juga melapangkan aliran rizki untuk orang lain sebagaimana ia membuka rizki bagi pedagang minuman dengan cara tidak menyediakan minuman supaya konsumen melirik jualan tetangganya sungguh ini pelajaran yang sangat baik disaat orang lain mungkin akan semakin menunjukkan kemaruk selagi bisa diraih sendiri kenapa harus memperdulikan orang lain namun pikiran ini tidak berlaku dalam kamus  seorang Muslih yang tidak lulus sekolah namun memiliki sikap yang luar biasa  

Dok. Milik Pribadi
Dok. Milik Pribadi

Pada akhirnya apa yang dilakukan seorang Muslih menjadi bahan refleksi  bagi saya bahwa apa yang dipahami orang lain tentang diri kita sebenarnya dibentuk oleh sikap baik , perilaku kita tentang bagaimana cara kita mewujudkan sikap baik supaya lebih membumi dirasakan oleh orang lain bukankah manusia  yang baik adalah manusia  yang dapat memberikan manfaat untuk orang lain dengan tidak sibuk hanya membangun kesalehan individu tetapi juga rasa social dan saya semakin yakin  apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar dari orang lain tentang kita itulah yang menjadi faktor pembentukan citra diri dalam benak mereka dan seorang Muslih yang tidak lulus sekolah telah berhasil membangun citra diri positif bagi diri dan orang lain....

Cileungsi, 20 Juli 2023

Kreator inyat thea

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun