Mohon tunggu...
Inavoice
Inavoice Mohon Tunggu... Lainnya - The Biggest Audio Marketplace and Voice Over Agency in Indonesia

There are several works we can do for you to boost up your project! From our audio marketplace, you can purchase music for your products or campaign, along with various unique voices from our voice over Indonesia talents. We also provide 18 different languages and more languages soon You can also create your own music for your project with us!

Selanjutnya

Tutup

Film

The Movie Voice: Bukti Betapa Hebatnya Sebuah Narasi Menjangkau Pemirsa

19 Juli 2022   10:52 Diperbarui: 19 Juli 2022   10:57 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, narasi film bisa dilihat sebagai jalan pintas yang mudah dan malas untuk mendongeng. Kalau kamu ingin paragraf panjang yang menggambarkan suatu adegan, kamu pasti akan membaca buku, bukan menonton film, bukan? Gagasan di balik pembuatan film adalah menyampaikan informasi melalui cara literal, aktif, bukan eksposisi. Itu sebabnya para haters menganggap sebagian besar upaya narasi dalam film sebagai "kehancuran eksposisi" yang membuat pengamat film menjadi bodoh dan kurang kreatif. Kalau menampilkan informasi adalah sebuah tantangan, maka menceritakan "informasi" dipandang sebagai sebuah solusi yang malas.

Tetapi tentu saja banyak juga yang menganggap bahwa suara film itu valid. Pendapat mereka kebanyakan adalah, hal tersebut merupakan perpaduan antara kepekaan sastra dan visual. Hal seperti itu biasanya memiliki perangkat "mendongeng" yang umum untuk buku seperti audiobook atau smart speaker. Narasi tidak hanya bisa dibawakan sesuai dengan suara sebuah karakter. Tapi juga bisa menjadi cara lain untuk menyuntikkan suara yang lebih berwibawa dan mahatahu ke dalam sebuah film. Kalau dilakukan dengan baik, suara-suara tersebut akan terasa seperti seseorang yang membacakan buku atau cerita untukmu.

Tapi, apakah narasi menghindari 'Show, don't tell' sepenuhnya? Tergantung!

Akan selalu menjadi ide yang baik untuk mengandalkan suara seorang ahli ketika kita berhadapan dengan masalah pelik. Misalnya, kami akan mengutip Matt Seitz, seorang  kritikus film terkenal asal Amerika, yang membagikan wawasannya di bawah ini:

"Banyak film menggunakan narasi tanpa basa-basi dan agak agresif sepanjang cerita, dan ketika mereka melakukannya dengan baik, tidak ada yang berpendapat soal "Show! Don't Tell", bahkan ketika sebuah narasi tidak dilakukan dengan baik, hal tersebut dilewatkan begitu saja oleh para penonton karena voice over yang mudah dimengerti dan tidak meminta penonton untuk menyimpan lebih dari satu pemikiran di kepalanya pada saat yang bersamaan. Ada satu narator, biasanya, dan dia memberi kita informasi yang mungkin tidak disampaikan oleh adegan itu sendiri, tetapi tanpa bertentangan dengannya, atau membuat kita meragukan apa yang kita lihat, atau bertanya 'Mengapa karakter utama mengatakan ini kepada saya? Mengapa itu penting?'" 

Hal itulah yang merupakan inti dari apa yang membuat suara film yang bagus tampak menonjol. Suara film juga bisa melengkapi --- daripada menentang atau menjelaskan secara berlebihan --- peristiwa yang terjadi di layar. Tentunya ini bisa mengarahkan penonton pada perjalanan yang membuat mereka mempertanyakan asumsi mereka, mengenal karakter utama lebih baik, atau bahkan menipu mereka! Ada banyak cara untuk menggunakan narasi film yang bertentangan atau tidak bertentangan, dan kami yakin kita belum melihat banyak hal lain yang ditawarkan oleh sebuah suara!.


Singkatnya, jika narasi dilakukan dengan baik, hal tersebut akan mendapatkan tempatnya sebagai teknik bercerita yang valid yang bisa melengkapi sebuah adegan visual.

Beberapa Contoh Bagus dari "Movie Voice"

Pernah menonton Fight Club? Film tersebut bergantung pada narasi dari karakter utama yang terpisah dan tidak dapat diandalkan. Hal yang sama terjadi dengan film Memento, di mana kita secara otomatis percaya bahwa karakter utama adalah suara yang paling berwenang untuk bercerita. Kedua narasi ini bertentangan dengan harapan banyak penonton. Dengan mengandalkan kepercayaan implisit pada siapa pun yang menceritakan kisahnya, sang Sutradara menarik berbagai macam kesimpulan dengan cepat dan memperkenalkan akhir yang penuh dengan plot twist. Kalau kamu belum menonton salah satu dari film ini, kami tentu tidak ingin memberikan spoiler di sini! Kami  hanya harus mengatakan bahwa kamu harus membuka diri dan mencoba menonton keduanya!

Contoh bagus lainnya dari suara film biasanya ada di beberapa film noir. Kami yakin, pasti kamu sudah pernah meniru atau memparodikan suara seorang detektif yang berat dan misterius, bukan? Atau meniru suara seorang Morgan Freeman yang seolah-olah menjadi "tuhan" Hal tersebut sudah menjadi semacam "trademark" yang tercipta dari kesuksesan sebuah narasi di dalam film, sehingga banyak yang memparodikan hal tersebut! Kamu tahu alasan mengapa hal itu terjadi? Karena penonton terbiasa dengan narasi sebagian besar melalui genre film ini! Dan itu adalah contoh-contoh yang dieksekusi oleh para ahli yang membuat hal ini menjadi bagian dari kesuksesan sebuah film.

 

Menemukan Profesional yang Tepat untuk Projectmu

Ini mungkin bagian yang mudah tapi sekaligus sulit dari semua ini. Kamu bisa mengadakan audisi, pergi ke website freelance voice over atau agensi voice over seperti Inavoice. Masing-masing tentu memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun