Mohon tunggu...
NASRUDDIN OOS
NASRUDDIN OOS Mohon Tunggu... melalang buana, kerja g jelas kuliahpun tidak jelas -

Ah, Gelap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tidak Begitu Mengenal Perasaan Perempuan Itu

20 Juli 2011   21:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13111964761375824832

Cinta adalah hal terunik untuk selalu diperbincangkan karna disemua lini dan sendi kehidupan tak luput dari sudut cinta. Ntah ada apa lagi dengan perasaan ini, disaat hati berkecamuk oleh gundah gulana, rasa penuh pengecut bangkit walau hanya sekedar mengatakan “hai” atau memberikan pertanyaan klasik, sedang ngapain, udah makan, udah mandi, untuk hal hal sekecil itu saja sudah tak berani lagi mengirim pesan walau dalam pesan singkat.

[caption id="attachment_123975" align="alignright" width="259" caption="Gambar ; google.com"][/caption]

Permasalahan cinta emang begitu besar, hal hal yang telah dirancangkan tentang sebuah impian untuk terus selalu bersama kandas begitu saja, tanpa ujung akhir cerita tanpa salam perpisahan, hanya ego yang merajai ketika keinginan keinginan itu tak terpenuhi tanpa memberi sedikit ruang pada perasaan tentang apa sebenarnya yang terjadi, haruskah dalam cinta itu terlalu banyak menuntut, berarti bukan cinta donk, hanya sekedar hubungan personal yang memiliki simbolik belaka.

Tiada bermakna rindu yang ucapkan jika akhirnya kau berlalu dengan ketinggian ego seakan semuanya kau lah yang benar tanpa mau mengetahui kebenaran apa yang dimiliki oleh orang lain. Memang hanya orang orang berani itu yang akan sukses, sedangkan pecundang terlalu banyak alasan.

Kesendirian ku karna tiada lagi kamu lalu apa makna kesendirian mu? Ya aku masih sendiri tanpa harus menyendiri, lalu kini ku buka ruang hati kembali untuk kehadiran perempuan lain, bukan ingin mengantikan posisi mu, bukan karna dendam, juga bukan karna benci dan sakit hati, tetapi ini lebih dari gejolak hati, ketika mulai merindui akan seseorang perempuan yang memang dihari itu hanyalah pertemuan kedua aku dan dia, aku bukan lagi sang pecinta tetapi lebih kepada pengabdi cinta.

Hati ku tertarik akan hadirnya, seseorang perempuan berparas ayu, senyumnya sungguh mempersona namun aku tidak begitu mengenal tentang perasaan, yang aku tahu dia perempuan sedang dirundung berbagai persoalan hidup dalam lika liku cintanya. Aku hadir bukan ingin menyelesaikan masalah dia dan juga bukan ingin menambah masalah buat dia. Paling tidak aku telah mengenal perempuan lain semenjak dirimu bungkam dalam bahagia palsu mu.

Aku tidak mengatakan ini tidak adil, tetapi ini cukup adil bahwa kita pernah saling mengenal bahkan lebih dari itu, kita jalani hari hari yang memang banyak cemohan dalam cinta yang kita bina. Banyak orang menduga bahwa cinta kita hanya sebatas cinta dibibir yang tiada cerita akhir, tanpa menyadarinya kita membuktikan keraguan keraguan yang diragu ragukan. Ah cinta

Kini aku mengenal perempuan lain, dan bagaimana cerita selanjutnya aku juga belum tahu, apakah pertemuan aku dan dia akan membawa berkah, atau pertemuan aku dan dia yang akan membawa aku kembali kemasa lalu. Kini belum mampu terjawab, karna aku membiarkan dia dalam masalahnya karna apapun yang dia lakukan itu adalah yang terbaik untuknya.

Oa kenalkan aku dengan kekasih baru mu, mungkin dengan cara itu dendam mu akan hilang pada ku, dan paling tidak ketika kita bertemu masih bisa tegur sapa, sebab diawal mula semuanya kita mulai dengan cara baik baik, sungguh tak bisa dimengerti jika kini kita harus bermusuhan, aku telah ikhlaskan kehilangan dirimu karna aku menyadari mungkin kau bukan tercipta untuk ku. Tapi ku yakin adanya seseorang yang tercipta untuk ku, yang selalu setia menemani hari hari ku, memberi keturunan, penuh pengertian yang ingin selalu aku menghormatinya, penuh senyuman menyambut kedatanganku, ikhlas menerima nafkah yang telah menjadi rezeki, cerdas dalam mendidik anak anak ku kelak, mencintai apa yang ku cintai dan meletakkan aku dimasa depannya seperti aku meletakkan dia dimasa depanku, perempuan itu ada untuk ku, namun aku belum tahu pasti seperti apa dia, mungkin dia perempuan yang baru dua kali aku jumpa dengannya, mungkin pula Tuhan memberikan perempuan lain yang belum aku tahu rahasiaNya.

Salam Penuh Cinta Selalu

Nasruddin Oos

Ulee Kareng, 21 Juli 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun