Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Maaf atas Segala Kekurangan Saya

3 April 2024   09:38 Diperbarui: 3 April 2024   09:39 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada harga yang harus saya bayar untuk melihat dirimu bahagia. Saya harus menerima kesedihan dan kesakit-hatian menghujam diri ini silih berganti, hari demi hari. Bahkan tak terasa ini sudah memasuki tahun yang ke-empat. Saya menjalaninya dalam kubangan yang penuh harapan. Dan terkadang saya menyadari bahwa ini semua hanyalah ilusi. 

Kamu benar. Meski saya berada dalam ilusi, seharusnya saya bisa memilih untuk bahagia. Saya hanya perlu mengubah cara pandang tentang hidup ini, dengan percaya kepada setiap rencana Tuhan. Meski harus dengan kesedihan yang tak pernah padam, saya mencoba untuk menerimanya. Istilahnya bahagia dalam kesedihan. 

Terimakasih telah menganggap saya sebagai kekasih. Kamu berhasil membuat saya jatuh cinta yang begitu dalam. Saya mencintai dirimu artinya juga mencintai semua yang ada pada dirimu. Karena cinta ini, saya belajar menerima segala sifatmu, seluruh keluargamu, dan bahkan amarahmu. 

Saya percaya setiap manusia memiliki kekurangan. Begitu juga dengan saya. Saya selalu saja terjebak oleh perasaan bersalah kepada keluargamu. Bahagia yang saya rasakan seketika lenyap terbawa oleh angin. Terkadang saya bertanya. Mengapa kita saling menyakiti seperti ini? Saya sakit karena rasa bersalah, dan kamu atas kepura-puraan dalam menjalankan sebuah peran. 

Apapun itu, apakah kita berada jalan yang salah atau bagaimana, saya kembalikan lagi pada rencana Tuhan. Mempercayainya adalah kunci dalam menjalankan hidup ini. Dia yang punya kuasa. Dia yang Maha Mengatur. Tanpa saya mendikte-Nya, semua pasti akan terjadi. Dan jika Dia berkehendak mengakhiri cinta diantara kita, itu juga atas kuasanya. 

Sekali lagi kamu benar sayang. Kita ini hanyalah hamba-Nya yang wajib tunduk dan menjalankan segala sesuatu sesuai alurnya. Kita tak bisa memilih jalan mana yang hendak kita tempuh. Tetapi kita diberikan kebebasan untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk menurut pandangan kita. Kita diberikan kebebasan untuk bahagia bagaimanapun caranya. 

Sayang, terimakasih atas cinta kasih yang kau berikan kepada saya. Saya hanya bisa mendoakan dirimu untuk mengekspresikan cinta saya. Terimakasih atas segala perlakuan dan pemberian yang tidak bisa saya balas secara sepadan. Maaf jika terkadang saya terlalu berlebihan mengingatkan dirimu ini dan itu. Maaf jika saya selalu salah dalam memperlakukanmu. Maaf untuk segala kekurangan yang saya miliki. 

Saya hanya ingin melihat kamu bahagia. Dan seperti yang pernah kamu katakan, bahwa puncak tertinggi dari mencintai adalah mengikhlaskan orang yang kita cintai berbahagia dengan pilihannya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun