Di sela kerja itu, mereka bersyukur atas tanda-tanda kecil dari alam: turunnya burung sriti, embusan angin basah, dan suara petir di kejauhan. Semua itu bagian dari irama hidup yang telah mereka pahami turun-temurun.
Burung sriti bukan sekadar burung. Ia adalah bagian dari bahasa alam yang diajarkan sejak dulu. Bagi warga desa, memahami tanda-tanda seperti ini berarti belajar mendengar kembali suara bumi --- lembut, pelan, tapi penuh makna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI