Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengulik Poin Menemu Refleksi: Belajar dari Fluktuasi Capaian di Kompasiana

20 Agustus 2025   17:42 Diperbarui: 20 Agustus 2025   17:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trend reward dan poin Kompasiana (SUmber: Dokpri)

Meski poin menurun, menariknya tidak semua penurunan berarti kehilangan nilai. Juli, misalnya, kembali mencatat 29 ribu poin, sama seperti November sebelumnya. Namun, nilai capaian relatif lebih efisien dibanding beberapa bulan dengan poin lebih besar.

Artinya, sedikit poin bisa menghasilkan dampak yang tidak kalah berarti. Hal ini memberi pelajaran penting bahwa kuantitas tidak selalu sejalan dengan kualitas. Jumlah yang banyak tidak otomatis menjamin capaian lebih bernilai jika tidak dikelola dengan tepat.

Efisiensi inilah yang menjadi kunci. Perbandingan antarperiode menunjukkan bahwa strategi dan momentum memainkan peran besar dalam menentukan hasil akhir. Dengan pengelolaan yang lebih cerdas, poin yang sedikit pun bisa memberikan hasil yang lebih optimal.

Pelajaran ini sangat relevan dalam menulis. Banyak tulisan belum tentu lebih berarti daripada beberapa tulisan yang fokus, kuat, dan relevan. Efektivitas mengatur energi, waktu, serta kualitas isi lebih penting daripada sekadar mengejar angka.

Pelajaran dan Langkah ke Depan

Ada tiga pelajaran penting dari fluktuasi ini. Pertama, konsistensi. Perjalanan poin membuktikan bahwa produktivitas yang stabil lebih menentukan daripada sekadar mengejar lonjakan sesaat. Capaian besar tidak bisa bertahan tanpa ritme yang terjaga.

Kedua, strategi. Data menunjukkan poin yang sedikit bisa lebih efisien jika diarahkan dengan benar. Ini mengajarkan saya untuk menulis dengan tujuan jelas, memperhatikan relevansi tema, dan memanfaatkan momentum. Kualitas dan arah lebih penting daripada jumlah.

Ketiga, evaluasi. Angka-angka poin tidak boleh dibiarkan menjadi catatan kosong. Ia harus dibaca sebagai cermin perjalanan, sebagai dasar memperbaiki langkah berikutnya. Evaluasi membuat data hidup dan memberi arah baru bagi produktivitas.

Langkah ke depan adalah menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas. Menulis bukan hanya demi poin, tetapi demi manfaat, konsistensi, dan nilai. Jika itu terjaga, poin hanyalah konsekuensi alami dari karya yang terus memberi arti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun