Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menahan Lelah di Jalan, Bahaya Kesehatan Mengintai Pendamping Desa

14 Desember 2024   12:34 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:56 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pendamping desa, beristirahat sejenak di sela-sela kegiatan monitoring pembangunan desa (foto: dokpri) 

Penelitian Shadmehr & Mussa-Ivaldi, (1994); Krakauer & Mazzoni, (2011) menunjukkan bahwa otak beradaptasi dengan gerakan motorik berulang, memengaruhi respons tubuh terhadap stres fisik dan psikologis. Sementara adaptasi ini juga mempengaruhi cara tubuh merespons gerakan berulang dalam rutinitas perjalanan jauh (Gordon & Sadeghi, 2016).

Saat menempuh perjalanan panjang dari Lombok ke Sumbawa, memanfaatkan waktu dengan tidur sebentar di kapal menjadi pilihan terbaik, meskipun sering kali terganggu oleh pengamen yang memainkan musik dengan volume yang tidak manusiawi. Tidur singkat tersebut menjadi cara untuk mengisi ulang energi sebelum melanjutkan aktivitas di tempat tujuan.

Meskipun tidur singkat tersebut sering kali terganggu upaya beristirahat tetap dilakukan karena pentingnya mengumpulkan kembali tenaga untuk menghadapi tugas di lokasi.

Perjalanan yang melelahkan ini mengajarkan pentingnya menemukan cara-cara sederhana untuk menjaga energi, meskipun ada banyak gangguan yang tak terduga.

Adapun perjalanan harian selama lebih dari lima tahun dari Lombok Barat ke Lombok Utara, di mana cuaca panas, debu, dan kadang hujan membuat beban fisik semakin berat.

Beberapa cara untuk meredam dampaknya yakni dengan beristirahat sejenak di pinggir jalan, sekadar minum air putih, atau singgah di mushalla untuk menunaikan kewajiban, hal ini sangat membantu mengurangi rasa lelah.

Selain itu, peregangan ringan selama istirahat atau membawa camilan sehat seperti buah-buahan juga dapat membantu menjaga energi. Penggunaan pelindung seperti jaket tebal dan masker di perjalanan panjang turut mengurangi efek kelelahan akibat paparan cuaca dan polusi.

Aktivitas berbahaya seperti minum atau menerima telepon sambil berkendara perlu dihindari, karena keselamatan tetap menjadi prioritas. Setelah sampai di lokasi kerja, suasana desa yang ramah dan masyarakat yang polos sering kali memulihkan mood.

Meski ada konflik kecil dalam musyawarah, masyarakat desa jarang membawa perasaan buruk keluar dari ruang rapat, membuat interaksi tetap menyenangkan dan mood tetap terjaga.

Saat pandemi COVID-19 mendadak merubah rutinitas tersebut, banyak yang merasa tertekan akibat terhentinya aktivitas harian, yang berimbas pada stres dan kelelahan karena kurangnya interaksi sosial dan perubahan pola kerja.

Meski demikian, strategi sederhana yang diterapkan saat perjalanan panjang, seperti beristirahat sejenak, menjaga pola makan sehat, dan melakukan peregangan ringan, tetap relevan dalam konteks bekerja dari rumah (WFH).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun