Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Pengasuh Ponpes Rumah Tahfidz Rahmat Palembang

Jurnalis, Dosen UIN Raden Fatah Palembang, dan sekarang mengelola Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Rahmat Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sedang Tuhan Pun Harus Dirayu

11 Mei 2022   07:54 Diperbarui: 11 Mei 2022   07:56 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri-Santri di Ponpes Rumah Tahfidz Rahmat Palembang sedang "merayu" Tuhan (Foto. Dok. Rumah Tahfidz Rahmat)

Si Pengunjung tadi menggerutu akibat perilaku Waria yang baru saja berlalu dengan sedikit menyindir si pemberi uang.

Lain kisah dua pengamen lain pula si Pengamen Waria. Kedua pengamen kecil yang dihadapan kami, meski harus tertahan agak lama dengan  risiko menyanyikan 4 lagu, tapi hasilnya RP. 100 ribu.

Sementara, si Waria -- terlepas lagu dan suaranya dinilai pengunjung kedai tidak bagus, tapi dengan cepat langsung dapat uang Rp. 2 ribu.

Cepat. Singkat. Hanya dalam waktu 30 detik, si Waria dapat bonus Rp 2 ribu plus sedikit makian dari pengunjung kedai.

Sementara kedua pengamen di Lapangan Parkir GOR Sriwijaya dengan sabar melayani reques lagu darI kami yang memakan waktu lebih dari 30 menit lebih. Jauhkan? Satu 30 menit, satu lagi 30 detik.

Sabar Bernyanyi

Berkat sabar dengan terus bernanyi sesuai pesanan kami,.kedua pengamen kecil itu mendapat uang Rp 100 ribu.

Kedua pengamen kecil itu sanggup menunda keinginannya berpindah ke kedai lain, karena mash ingin "merayu" melayani kami dengan 4 lagu Iwan Fals yang kami reques.

Karena kami suka dengan suara dan lagunya, sehingga kami juga menahan waktunya kedua  pengamen kecil itu agar terus mengamen di hadapan kami.

Tentu, ketika itu terutama Herdi Gunawan sudah lebih dulu menyiapkan uang lebih dari biasanya untuk kedua pengamen kecil itu. Sementara si Waria hanya dengan waktu 30 detik langsung dapat Rp..2 ribu, itupun diujungi dengan kekesalan dari si pemberi.

Tradisi Berdoa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun