Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Pengasuh Ponpes Rumah Tahfidz Rahmat Palembang

Jurnalis, Dosen UIN Raden Fatah Palembang, dan sekarang mengelola Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Rahmat Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Solidaritas Standar Sepeda Motor

7 Juni 2020   09:49 Diperbarui: 7 Juni 2020   09:54 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Imron Supriyadi

Standar sepeda motor ini, bentuknya kecil. Tempatnya di bagian paling bawah, letaknya agak tinggi sedikit dari posisi separo bulatan ban yang menyentuh tanah. Jenisnya ada dua, satu standar satu kaki dan satunya lagi dengan dua kaki.

Standar ini kalau dilihat dari bentuknya tidak lebih indah dari bagian lain. Bahkan di antara bagian yang paling sial adalah standar sepeda motor. Posisinya selalu dipancal dengan kaki. 

Sesekali bisa saja diinjak kalau kebetulan kita sedang ingin menyandarkan sepeda motor dengan doubel standar. Jarang kita lihat, standar sepeda motor disentuh dengan tangan saat kita ingin menyandarkan kendaraan. Begitulah nasib standar sepeda motor. Perlakuannya selalu lebih rendah dari yang lain.

Tetapi, benda kecil ini, meski posisinya selalu direndahkan oleh struktur anatomi kendaraan, standar sepeda motor memiliki peran yang tidak kecil. Penggunaannya tidak sesederhana bentuk dan letaknya yang berada di bagian paling bawah. 

Justeru sebaliknya, standar sepeda motor punya peran penting dibanding onderdil yang lain, meski sepeda motor itu rusak sekalipun. Saya juga tidak bisa bayangkan, jika dealer pembuat sepeda motor tidak memasang standar, mungkin kita akan banyak meluangkan waktu untuk sekedar menjaga sepeda motor kita untuk tetap berdiri sepanjang siang dan malam.

Saudaraku,

Standar sepeda motor, meski bendanya kecil, tetapi jika benda yang satu ini tidak dipedulikan, suatu ketika bisa membuat kita celaka. Bila kita sedang mengendarai sepeda motor, lalu kita biarkan standar itu dengan tidak melipatnya ke dalam, maka kita telah membuka diri untuk terjatuh dan tergelincir dari atas sepeda motor.

Oleh sebab itu, setiap kali ada seseorang yang berteriak dan menegur kita; Mas, standarnya! Atau, awas standar! Kita dengan kesadaran yang cepat, kemudian melipat standar sepeda motor, tanpa ada perasaan kesal, dendam dan perasaan kebencian dalam hati. Malah sebaliknya, dalam hati kecil kita mengucap terima kasih atas teguran yang disampaikan oleh oang lain.

Saudaraku,

Kalau semua penghuni bangsa ini mau belajar dari kesadaran standar sepeda motor, sadar posisi, sadar fungsi, sadar struktural, sadar tanggungjawab dan tugas seperti peran dan fungsi standar sepeda motor, bangsa ini akan menjadi satu kendaraan yang nyaman, aman dan tenteram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun