Suatu hari ia muncul di hadapan beberapa kaum muslimin yang sedang duduk di sekililing Rasullah SAW. Mereka sangat prihatin terhadap penampilannya. Dulunya seorang anak dari bangsawan. Sekarang pakaian yang dikenang sangat usang.
Karena hidup Mush'ab sudah di dedikasikan untuk mengikuti ajaran Rasullah SAW untuk dipersembahkan kepada Penciptanya Yang Mahatinggi.
Alasan itulah yang membuat ia meninggalkan semua fasilitas dari orang tua. Yang semua serba kecukupan harta.
Mush'ab telah memilih meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang dinikmatinya selama ini, memilih hidup miskin dan sengsara. Â Ibu Mush'ab juga sudah putus asa kepada putranya. Dan akhirnya melepasnya dengan cucuran air mata.
Suatu saat Rasulullah SAW memilih Mush'ab untuk melakukan tugas yang paling agung saat itu.
Apa itu ?
Ia menjadi utusan Rasulullah SAW ke Madinah untuk mengajarkan agama kepada kaum Anshar.
Mush'ab memikul amanat dengan bekal kearifan pikir dan kemuliaan akhlak. Kezuhudan, kejujuran, dan kesungguhan hatinya telah berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah.
Pada saat awal datang di Madinah. Yang menganut agama Islam hanya 12 orang yang sebelumnya sudah dibaiat Rasulullah di bukit Aqabah.
Beberapa bulan kemudian sudah banyak orang Madinah yang bersedia memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya.
Bukan berarti proses perjalanan dakwah Mush'ab di Madinah berjalan lancar. Ia pernah mengalami beberapa peristiwa yang mengancam diri dan sahabatnya.