Jika berbicara tentang kuliner pedas kekinian, seblak hampir pasti masuk daftar teratas. Hidangan khas Bandung ini dikenal dengan cita rasa gurih, pedas, dan aroma khas kencur yang membuatnya berbeda dari makanan berkuah lainnya.
Asal-Usul dan Keunikan
Seblak diperkirakan mulai populer di Jawa Barat sekitar awal tahun 2000-an. Nama "seblak" berasal dari bahasa Sunda yang berarti menyengat atau mengejutkan, menggambarkan sensasi rasa pedas yang langsung terasa sejak suapan pertama.
Yang membedakan seblak dari makanan lain adalah bahan utamanya: kerupuk mentah yang direbus hingga lembek, kemudian dimasak bersama bumbu kencur, cabai, bawang, dan rempah lainnya. Dari sinilah muncul tekstur unik yang kenyal sekaligus kaya rasa.
Variasi dan Inovasi
Seiring waktu, seblak berkembang dengan berbagai isian. Tidak hanya kerupuk, tapi juga mie, bakso, ceker ayam, sosis, hingga seafood. Level kepedasan pun bisa disesuaikan dengan selera, dari yang ringan hingga super pedas. Inovasi ini membuat seblak digemari lintas generasi, dari anak sekolah hingga orang dewasa.
Popularitas di Indonesia
Kini, seblak tidak hanya ditemukan di Bandung, tetapi hampir di seluruh kota besar Indonesia. Warung, kedai, hingga pedagang kaki lima ramai menyajikan seblak dengan gaya masing-masing. Keberadaannya semakin memperkaya ragam kuliner Nusantara, sekaligus menunjukkan kreativitas masyarakat dalam mengolah makanan sederhana menjadi hidangan favorit.
Seblak bukan sekadar jajanan pedas, tetapi juga bukti bahwa kuliner lokal mampu beradaptasi dan terus digemari. Perpaduan sederhana antara kerupuk, bumbu kencur, dan kreativitas dalam variasi isiannya membuat seblak layak disebut sebagai salah satu ikon kuliner modern khas Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI