Mohon tunggu...
Imran Rusli
Imran Rusli Mohon Tunggu... profesional -

Penulis dan jurnalis sejak 1986

Selanjutnya

Tutup

Politik

Foto Keluarga Jokowi yang Bikin Fadli Zon Gondok

14 Februari 2019   17:00 Diperbarui: 14 Februari 2019   18:21 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau nggak nyinyir pasti berkomentar tak penting, namun mengganggu. Masih kelabakan didemo para santri karena menghina Mbah Moen, ulama kharismatik yang sangat dihormati nahdliyin, Fadli Zon berusaha mengalihkan perhatian massa dengan menyerang foto keluarga Jokowi yang sebenarnya sudah lama dipublikasikan.    

Foto lengkap keluarga Jokowi di halaman Istana Bogor tersebut disebut Fadli Zon sebagai pencitraan yang gagal, karena terlalu banyak wartawannya. Dia mengatakan gaya pencitraan seperti itu lumrah di Amerika, namun di sana sukses, tak seperti yang dilakukan Jokowi, gagal total!

Entah siapa yang peduli, mungkin hanya teman-temannya di Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat yang senyam-senyum mengiyakan, karena menurut saya justru komentar Fadli Zon itu yang gagal dan mengundang air bah lagi ke majikannya, Prabowo.

Kenapa? Karena orang langsung ingat kondisi  rumah tangga Prabowo yang hancur lebur. Cerai dengan istri, tak kawin lagi sampai 20 tahun lamanya, tak jelas bagaimana dia menyalurkan hasrat libidonya, punya anak satu, kemungkinan LGBT pula. Pendukung Jokowi tinggal bilang: Fadli Zon iri karena kehidupan rumah tangga majikannya tidak beres, alias amburadul bin berantakan.

tribunnews.com
tribunnews.com
Hal kedua yang diingat orang adalah tindakan Prabowo yang meremehkan dan melecehlan wartawan. Dia seenaknya menuduh bahwa pers nasional, terutama yang mainstream, sudah dibeli pemerintah semua. Jadi semua berita itu sudah disetir sedemikian rupa. Sungguh pelecehan yang tak terkira terhadap media-media besar yang sudah puluhan tahun membangun nama dengan landasan kepercayaan pembaca. Susah payah melakukan kerja peliputan, selalu melakukan cek & ricek, mengamalkan konsep cover both side, tidak memihak walau ke pemasang iklan kelas kakap, konfirmasi berulang-ulang sampai naik cetak atau tayang, enak saja dibilang sudah dikuasai pemerintah. Tuduhan tanpa bukti itu dosampaikan seperti orang tak bersalah, tanpa beban, khas tukang fitnah.

Selanjutnya Prabowo juga melecehkan jurnalis dengan menyebut gaji mereka kecil, sehingga masuk mall pun tak mampu, Mentang-mentang memelihara beberapa mantan wartawan dan menggaji mereka sesukanya di Koran partainya, Prabowo merasa bebas dan  boleh menghina wartawan seenak perutnya.

Lalu ketika wartawan merasa lebih nyaman meliput Jokowi dan mereka suka sekali meliput Jokowi yang kebetulan memang tak pernah merendahkan pers, Fadli Zon juga marah dan menyindir, mungkin kalau nekad dia bikin puisi juga untuk wartawan. Padahal dia dan timnya yang tak pandai berhubungan dengan wartawan. Dianggapnya wartawan bisa jinak kalau diberi "amplop" yang pas. Itu mungkin pengalamannyanya sebagai wartawan dulu di 'media kuning', cari berita tergantung amplop, bukan nilai beritanya. Kita bisa pahamlah.

Jokowi itu presiden, sosok paling penting di negara ini, orang nomor satu, bagaimanapun di kualifikasi berita dia adalah sumber berita yang nomor satu pula. Kentut pun presiden itu akan dibuatkan beritanya oleh wartawan, saking pentingnya. Jadi apa masalahnya kalau wartawan banyak yang meliput foto Jokowi dan keluarga sedang santai di kebun raya dan istana Bogor?

Bagi wartawan, sebagai pesaing Jokowi di Pilpres 2019, Prabowo juga menjadi sosok yang penting, dan mereka selalu memburunya untuk dijadikan berita. Tapi tentu saja beritanya tak sesuai dengan maunya Prabowo dan tim suksesnya, karena wartawan bukan anak buah Prabowo, bukan orang yang bekerja untuk Prabowo, dan berita Prabowo bukan iklan, kalau iklan silakan saja mau dibuatkan berita kaya apa, pasti dibuat dan dimuat, kalau pembayarannya lancar, namun tetap diimbuhi kata advertorial di salah satu sudut bawahnya.

Jadi percuma saja Fadli Zon misuh-misuh dan dengki melihat foto keluarga Jokowi yang harmonis, keluarga beliau memang harmonis mau diapain? Benahi aja keluargamu, terutama anakmu yang tak tahu diri suka minta pejabat dan staf kedubes mengurus liburannya di luar negeri,  atau urusi majikanmu yang jomblo nggak keruan itu, agar segera kawin dan membina ruimah tangga normal dengan wanita, bukan dengan kuda! Jangan mengurusi ruimah tangga Jokowi yang tak perlu diurus lagi, karena beliau jauh lebih mampu mengurus keluarganya daripada kamu!

Keharmonisan keluarga Jokowi, kedekatannya dengan cucunya, kemesraannya dengan istrinya tak bisa disebut pencitraan, karena keluarga beliau memang terbukti harmonis dan terbina dengan baik. Sesuatu yang tampaknya tak bisa kau dan majikanmu miliki Fadli Zon, sehingga butuh pencitraan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun