Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Feminisme

4 Desember 2022   18:38 Diperbarui: 4 Desember 2022   18:49 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Feminisme adalah sebuah gerakan atau ideologi dari sekelompok perempuan untuk menuntut kesetaraan gender/emansipasi wanita/kesamaan hak untuk setiap gender tak peduli laki-laki ataupun perempuan. Anggota feminisme disebut dengan Feminis. Kelompok Feminis berupaya untuk melindungi wanita dari stigma dilingkungan masyarakat sekaligus gerakan untuk melindungi wanita dari tindak kejahatan seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan pengekangan hak pada wanita.

Tujuan dari gerakan Feminisme adalah untuk mengkampanyekan kesetaraan untuk mandapatkan hak yang sama diatas bumi. Seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, bekerja, berpendapat, dan juga termasuk hak untuk menuntut peran ayah didalam rumah tangga (mengingat stigma masyarakat sangat lekat dengan urusan rumah tangga adalah urusan istri seorang).

Yang banyak disalahpahami oleh banyak orang adalah Feminisme adalah gerakan untuk melawan kodrat sebagai wanita dan bertujuan untuk melakukan balas dendam kepada pria dan mendiskriminasinya. Padahal, hal tersebut bukanlah tujuan dari Feminis, melainkan ada kelompok lain yang bernama Misandri yang memang akar dari terbentuknya kelompok Misandri adalah karena kebencian yang menumpuk kepada kaum laki-laki yang akhirnya mereka bersatu membentuk kelompok dan melakukan gerakan untuk mendiskriminasi kaum pria.

Feminisme berakar dari kesenjangan hak antara laki-laki dan perempuan. Kesenjangan hak antara laki-laki dan perempuan ini akhirnya melahirkan diskriminasi diantara kedua belah pihak. Dari perempuan terdapat kelompok Misandri dan dari laki-laki terdapat kelompok Misoginis. Yang mana kedua kelompok tersebut memendam rasa benci yang teramat dalam dan berakhir dengan tindakan kejahatan.

Awal awal munculnya Feminis bertempat di Prancis pada tahun 1800-an, yang mana saat itu pekerja perempuan dan laki-laki melakukan pekerjaan yang sama, dengan beban kerja yang sama, dan dengan jumlah waktu kerja yang sama, namun pihak pekerja perempuan mendapat upah yang jomplang dengan upah laki-laki.

Selain itu, didunia Psikologi, seorang ilmuwan Karen Horney yang tidak setuju dengan salah satu teori yang dicetuskan oleh gurunya yakni Sigmund Freud yaitu Oedipus Complex yang mengatakan bahwa wanita lebih inferior dari pria karena wanita tidak memiliki penis. Akhirnya mencetuskan teori baru yang bernama Envy Womb yang mengatakan bahwa wanita memiliki rahim, bisa mengandung, melahirkan dan menyusui sedangkan pria tidak bisa melakukan hal tersebut.

Di Indonesia sendiri, awal awal Feminisme muncul adalah pada masa RA Kartini, beliau merasakan rasa tidak enak hati pada kaumnya dan muncul kekuatan besar dari dalam diri untuk melawan stigma masyarakat tentang wanita yang saat itu tidak boleh berpendidikan dengan cara menyuarakan hak yang setara pada wanita. Wanita juga berhak untuk berpendidikan karena pada dasarnya wanita juga memiliki akal, sama seperti kaum pria.

Semoga tulisan ini menambah wawasan baru ya,

sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun