Memuliakan hidup dan kehidupan dimulai dari desa sebagai rumah Kita semua untuk dapat merawat dan merajut perdamaian dalam bingkai pluralisme
Perempuan insan yang hebat, setara gender, feminisme
“Kamu kan laki-laki, masa begitu saja nangis sih!” Apakah kamu pernah mendengar atau mendapatkan kalimat tersebut?
Sebuah puisi representasi kehidupan perempuan di dunia yang penuh persaingan
Perempuan dan laki-laki adalah subjek, keduanya merupakan manusia yang berhak memilih akan menjadi seperti apa.
Apakah semua karya sastra wangi membahas mengenai seks atau adegan ranjang yang vulgar?
Film Barbie disambut antusias, tak terkecuali di Indonesia. Namun ternyata, ada fenomena Barbie Sindrom dan feminisme yang harus diwaspadai.
Feminisme tidak bertentangan dengan Pancasila. Feminisme membawa nilai-nilai Pancasila dalam setiap perjuangannya. Jangan salah paham, ayo belajar!
Kesetaraan gender bukanlah "perang" melawan gender lain, namun menekankan kepada hak, tanggung jawab, dan kesempatan yang sama bagi semua gender.
Renunganku dan opiniku tentang feminisme dalan konteks keadaan Indonesia
Ada dua dogma yang menggerogoti masyarakat Indonesia ketika mendengar kata “Feminisme”. Pertama, feminisme tidak rasional sebab tidak mengikuti kaidah
Cantik adalah impian bagi setiap kaum hawa. Namun, bagaimana jadinya ketika paras cantik justru membuat malapetaka?.
Laki-laki seharusnya dapat mengerti bahwa feminisme yang melekat pada perempuan jangan dijadikan sebuah alat dalam suatu hal
Perspektif Mahasiswa dalam Memahami Arti Kebebasan, Kesetaraan dan Feminisme Sesuai HAM dan Demokrasi
Perempuan dan stigma yang membelenggu membuat banyak pertanyaan menguap, di mana ruang aman bagi perempuan di Indonesia?
Feminisme dicap sebagai paham yang melemahkan posisi perempuan karena orang menganggap bahwa penganut feminisme ingin lebih spesial dari laki-laki.
Perjuangan perempuan terdahulu atas ketidakadilan yang dialami, masih belum usai.
Pergeseran pandangan soal wanita telah menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Sejarah kemunculan paham Feminisme seringkali dikaitkan dengan gerakan beberapa tokoh wanita Indonesia, salah satunya Raden Ajeng Kartini.