Mohon tunggu...
Immanuella Devina
Immanuella Devina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, UAJY

Communers'19 be a voice, not an echo.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Di Balik Gemerlap iPhone Ada "iSlave"

29 Maret 2021   12:12 Diperbarui: 29 Maret 2021   12:40 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktik ini terinspirasi dari teori kritis Frankfurt School tentang kekuataan media massa dan iklan yang mampu membentuk dan mengarahkan norma, nilai, ekspektasi, dan perilaku kita dalam taktik sadar dan tidak sadar. 

Dengan memasukkan gambar atau nilai yang ditambahkan pada sebuah brand, memes yang diproduksi dalam culture jamming bertujuan untuk menghasilkan perasaan yang terkejut, takut, dan kemarahan bagi yang melihatnya. 

Emosi ini dapat menjadi dasar perubahan dan aksi politik (Cole, 2018). Kadang, culture jamming menggunakan meme atau pertunjukkan publik untuk mengkritik praktik norma atau asumsi politik yang mengarah pada ketidakadilan.

Mengenal iSlave:  Telah Hadir Sejak 2010

Pada tahun 2017, Apple telah mengkumandangkan iPhone X yang sangat eye-catching dan meneggambarkannya sebagai "masa depan smartphone." Namun, kenyataan pada produksi ini tidak sama sekali berubah. Sejak iPhone pertama dijual satu dekade yang lalu, produksi ikonik itu telah banyak dikritik dengan klaim adanya pekerja pabrik yang bunuh diri, kondisi tempat kerja yang ekstrim, penggunaan bahan kimia yang mematikan, dan pelanggaran terhadap pekerja anak (Ried, 2017).

Sebuah NGO di Jepang, Students and Scholars Against Corporate Misbehavior (SACOM) melakukan investigasi terhadap pekerja di perusahaan Foxconn---rekanan Apple untuk merakit bermacam produk. Sebelum perilisan iPhone 5, SACOM mengeluarkan 10 lembar laporan dengan judul "New iPhone, old abuses." Laporan itu mengklaim bahwa pekerja pabrik Foxconn di Zhengzhou dipaksa untuk bekerja lembur dan mengalami banyak pelanggaran kerja (Lowenshon, 2012).

Salah satu aktivis, Debby Chan, melaporkan waktu lembur yang berlebihan bagi para pekerja, jam kerja wajib yang melanggar undang-undang ketenagakerjaan China. Dia juga menyatakan adanya kerja lembur yang tidak dibayar serta pertemuan wajib dimana manajer mencaci karyawan tentang produktivitas rendah, tingginya tingkat cacat produk, dan masalah kedisiplinan. 

Keadaan prabik juga tidak aman khususnya pada bengkel pengerjaan logam dan pemrosesan suku cadang Foxconn, di mana para pekerja menangani bahan kimia dengan sedikit perlindungan (Greene, 2012). Sayang sekali, pada saat itu Apple tidak merespon dengan serius penemuan dari SACOM.

Namun, sejak itu, Apple dan rantai pasokannya mendapatkan pengawasan ketat selama bertahun-tahun. Apple sempat menjadi subjek dari laporan investigasi The New York Times. 

Laporan itu menunjukkan masalah tenaga kerja dan keselamatan yang buruk di fasilitas pemasoknya. Ia menggunakan praktik bisnis kejam. Selain itu, Apple sendiri melaporkan bahwa memang ada masalah dalam jam kerja dan kepatuhan terhadap standar lingkungan. Berdasarkan hal ini, The New York Times mengecam Apple (Lowenshon, 2012)

Kembali kepada kampanye iSlave. Slogan iSlave ini digunakan oleh para protestor dari SACOM setiap perilisan iPhone baru. Pada 2014, SACOM mengeluarkan press release untuk aksi mereka yang diberi judul  "iSlave 6: Harsher than Harsher! Still Made in Sweatshops!" . 

Pada tahun itu, mereka membentangkan spanduk yang besar dengan gambar gadget baru dengan kata "iSlave" toko Apple Hong Kong.  Lalu, pada tahun 2017 saat perilisan iPhone X, mereka kembali melakukan demonstrasi dan menyatakan telah 10 tahun iSlavery oleh Apple.

iSlave Melawan Perbudakan di Dunia Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun