Mohon tunggu...
Immanuel Ananda Ista Kurniawan
Immanuel Ananda Ista Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa

pe nari tradisional yang gemar bereksplorasi di dunia seni tari, senang belajar kebudayaan di berbagai daerah dan mancanegara

Selanjutnya

Tutup

Seni

Berekspresi Bersama Tari Catur Wanara

8 Oktober 2025   10:50 Diperbarui: 8 Oktober 2025   10:46 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto bersama peserta pelatihan tari Catur Wanara setelah take video. Sumber: Nucha Pusnbang KKN Unnes)

Di tengah gempuran budaya pop global, bagaimana nasib seni tradisional lokal? Tantangan terbesar bukan hanya soal pelestarian, tetapi juga regenerasi menarik minat generasi muda agar mau terlibat. Jawabannya hadir dari Desa Wisata Kandri, Kota Semarang, melalui inovasi apik bernama Tari Catur Wanara. Tarian baru ini memberikan contoh bahwa warisan budaya dapat membaur dengan semangat dan ekspresi kaum milenial. Tari Catur Wanara bukan sekadar sajian pertunjukan visual; ia adalah medium ekspresi yang dinamis, jembatan pelestarian Legenda Goa Kreo, sekaligus lokomotif regenerasi pelaku seni lokal yang berakar kuat pada Legenda Goa Kreo. Tarian ini mengambil inspirasi langsung dari kisah empat ekor kera penunggu setia yang membantu Sunan Kalijaga. Tarian ini juga memjadi penawaran refrensi materi tari laki-laki gaya Semarangan. tarian ini diciptakan berdasarkan observasi dari permasalahan minat belajar tari siswa laki-laki. Catur Wanara terinspirasi dari 2 kata, Catur berarti 4 warna dan Wanara berarti kera. Fokus cerita katya tari ini adalah berpusat pada cerita Legenda Goa Kreo pada episode 4 kera membantu Sunan Kali Jaga dalam membawa saka agung ke Demak. gerak yang digunakan dalam tarian ini menggunakan dasar gerak tari gaya Semarangan yang dikembangkan dan diiplementasikan dalam spirit seekor kera, menggunakan gerak gerak yang energik dan juga menggunakan beberapa gerak wantah penggambaran sosok kera. iringan yang digunakan menggunakan alat musik gambang semarang yang dikombinasikan dengan atak musik modern yakni saxophone. Sedangkan kostum yang digunakan memakai kostum ciri kera yang dikombinasi warna hitam, putih dan abu abu serta ornamen buntal berwarna merah, kuning, hitam, dan putih yang menjadi ciri dari Catur Wanara itu sendiri. Tari ini berhasil diberikan dan dilatihkan kepada masyarakat desa Kandri yang di dominasi anak muda dan remaja. Pelestarian tidak berhenti sampai disini, menjaga warisan budaya menjadi tugas kita bersama sebagai seniman muda yang kaya akan semangat untuk melestarikan budaya bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun