Mohon tunggu...
Imanuella brendathruida
Imanuella brendathruida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

No man is an island

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gaya Kepemimpinan Seperti Apa yang Tuhan Inginkan?

28 Juni 2019   21:59 Diperbarui: 28 Juni 2019   22:47 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mendapatkan jabatan/posisi yang tinggi dalam sebuah organisasi bisnis, rumah sakit, pemerintahan bahkan organisasi keagamaan, merupakan suatu kebanggaan bagi pribadi yang dipercayakan untuk memimpin sebuah organisasi tersebut. Namun dibalik jabatan/posisi yang tinggi, itu tidak terlepas dari tanggung jawab yang besar pula, ketika seseorang dipercayakan untuk memimpin, mengarahkan, memonitoring sebuah organisasi kecil maupun besar maka orang tersebut harus mampu menjalankan dengan sebaik mungkin dan mempertanggung jawabkan setiap keputusan yang diambil demi terlaksananya rencana-rencana dalam mencapai tujuan dari organisasi tersebut.

Selain dari kemampuan dapat memimpin sebuah organisasi dan dapat bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan, menjadi seorang Bos haruslah memiliki sikap yang baik, dapat bertutur kata dengan baik, dan lebih utama mempunyai kerendahan hati. "Berprestasi mungkin bisa membuat seseorang menjadi lebih tinggi, tapi kerendahan hati bisa membuat seseorang lebih dicintai". Itulah kutipan yang bisa memotivasi bahkan menyadarkan seseorang dari semua tanggung jawab yang sedang dijalankan saat ini. 

Kita tahu bersama bahwa ada perbedaan antara menjadi seorang bos dan seorang leader, dimana seorang bos memerinthakan bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diberikan, sedangkan seorang leader dia akan berjalan dan berusaha bersama-sama dengan bawahannya dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan mereka. Itulah salah satu perbedaan yang dapat kita lihat bahkan jumpai. Janganlah menyombongkan diri dalam setiap usaha yang dicapai.

Tentunya semua agama mengajarkan kepada setiap umatnya untuk memiliki sikap rendah hati, saling menghormati sesama, dan menghargai setiap perbedaan yang ada. Sama dengan pembahasan diatas mengenai jabatan yang dipercayakan untuk memimpin sebuah organisasi, Kepemimpinan yang Tuhan Yesus ajarkan bukanlah kepemimpinan seperti seorang bos, tetapi yang Tuhan mau ialah  memiliki sifat KEHAMBAAN, sifat kehambaan ini sedikit sama dengan sifat seorang leader. Ketika ditengah jabatan yang kita dapat, kita tetap mengingat siapa Tuan kita, kita tetap merendahkan diri kita di tengah situasi jabatan yang kita milki.  

Tuhan mau ketika kita masih berada di dunia ini, kita dapat memperlakukan sesama dengan sebaik dan seadil mungkin. Tuhan senang kepada setiap pribadi yang selalu rendah hati dan selalu ingin mengubah kehidupannya menjadi lebih baik dan serupa dengan kristus. Memang secara manusia yang masih memiliki keterbatasan, kita masih sering jatuh ke dalam berbagai macam pencobaan, dan dosa, Namun walaupun ditengah keterbatasan yang kita miliki, kita juga harus mempunyai keberanian untuk mengintrospeksi diri kita, agar tidak terus terbelenggu oleh dosa dan tidak mudah jatuh kedalam berbagai macam pencobaan. Milikilah hati seperti Yesus yang tetap tenang dalam menghadapi segalanya.

2 korintus 3:18 berkata: "Dan kita semua mencerminka kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar". "Berubah yang paling terutama ialah berubah seperti Yesus". Kalimat itu mungkin dapat menggambarkan ayat Alkitab diatas. Memang tidaklah begitu mudah ketika kita benar-benar ingin merubah sifat-sifat buruk yang masih ada dalam diri kita, kita membutuhkan tuntunan Roh Kudus agar dapat sampai pada tujuan hidup kita. Jika kita memulai hal kecil dengan jujur & setia maka hal besar pun dapat kita hadapi (Kolose 3:23). 

Tuhan tidak akan membiarkan kita berjuang sendiri dalam memperbaiki kehidupan kita ini. Ketika dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin, kita tidak sengaja mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaan bawahan kita, jangan membiarkan perkataan kita itu menjadi dendam dalam hati bawahan kita, namun rendahkanlah diri, tinggalkan ego kita. Ketika kita mengakui kesalahan kita dalam Doa di hadapan Tuhan, niscaya bukan hanya bawahan kita yang akan memaafkan kita tetapi juga Yesus Kristus akan mengampuni dan memberkati kehidupan kita.

Ketika Tuhan Yesus sendiri bersedia melakukan pekerjaan yang paling hina bagi para pengikut-pengikutnya seperti membasuh kaki murid-murid-Nya yang sudah pasti kotor (Yoh. 13:1-17) tentu kita sebagai umat ciptaannya harus memiliki sifat yang sama seperti Yesus "merendahkan diri".  Ketika kita dipercaya mendapatkan sebuah jabatan dalam sebuah organisasi jangan hanya mau dilayani tetapi juga harus melayani. Sebelum menjadi sombong di hadapan orang lain, ingat kembali bagaimana Kristus mengosongkan diri-Nya bagi kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun