Mohon tunggu...
Imanuel  Tri
Imanuel Tri Mohon Tunggu... Guru - Membaca, merenungi, dan menghidupi dalam laku diri

di udara hanya angin yang tak berjejak kata. im.trisuyoto@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Datang Saat Corona, Akankah Saat New Normal Tinggalkan Kompasiana?

7 Juni 2020   07:26 Diperbarui: 7 Juni 2020   07:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Screenshot.Kompasiana.Dengan.Penambahan.Pribadi

Fungsi terverifikasi itu saya juga tidak tahu dan belum tergoda untuk mencari tahu. Biar saja! Saya lebih fokus ke jatuh cintaku yang kedua ini. 

Sambil menghibur diri di masa pandemi, saya tak tik tak tik menulis saja. Kadang nulis di laptop kadang nulis di android yang layarnya tak bersahaja dengan mata yang direntang usia. Pun jemari tangan ini terasa terlalu besar untuk sebuah papan ketik di muka android ku. 

Maka, mohon maaf ku kepada Bu Lusy.  

Waktu itu saya baru tiga hari mengamati di K. Eh, ada komentar dari Bu Lusy di bawah tulisan yang ku tayang. Begitu merasa senang, ingin saya segera membalas komentar Bu Lusy. La-da-lah, saya salah mengetukl! Jadilah, komentar Bu Lusy terhapus. 

Rasa bersalah menindih hati. Rasanya seperti tertimpa gunung anakan. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ingin memperbaiki tidak bisa. Ingin nyurati Bu Lusy via perangkat juga tidak dapat. Ya, saya mengaku saja di situ atas kekeliruan yang sepertinya tidak dapat dimaafkan. E, Bu Lusy baik sekali. Beliau memberikan maaf yang kuharap kan itu. 

Apakah saya tidak malu? He he he kan sudah kubilang, rai gedheg.

Nah, bulan Juni ini pemerintah mulai menerapkan new normal. Kegiatan secara bertahap boleh dilaksanakan. Lantas bagaimana dengan saya? 

Tentu saja saya akan kembali melanjutkan menulis buku-buku sesuka hatiku. Saya juga berencana jalan-jalan dari satu  kota ke kota berikutnya untuk bercengkerama dengan teman-teman guru seperti dulu. 

Namun, tiba-tiba di sudut rasa ada segumpal ragu yang entah menendang kencang dinding pikiran. Akankah rencana untuk menulis buku dan berkeliling kota-kota itu bisa lancar seperti dulu? 

Ada semacam kamuflase pikiran, bahwa tatanan kehidupan akan berubah. Gaya dan cara memaknai kehidupan rata-rata konsumen akan bergeser. Bisa jadi, kegiatan hobi yang menopang ekonomi ini juga mengalami perubahan. Ah, ... sedikit resah.

Lantas, akankah saya juga meninggalkan Kompasiana yang sudah kujatuhcintai yang kedua ini? Akan lupa jugakah saya dengan mahkluk-mahkluk K-ner yang lembut, ramah, baik hati, dan suka berbagi itu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun