Hari hari tanpa siksa pandemi
Kami tak lagi peduli
Hilang cinta tak lagi ditangisi
Kami lebih mencintai dunia sendiri
Subuh melabuh, tak lagi khusuk bersimpuh
Mematut tubuh memuja kerja hingga lupa
Menyapa ibu bapa
Begitu juga bapa bapa tak lagi punya mezbah keluarga
Siang garang memangg tak lagi ada bayang
Di mana anak bini tengah hari ini
Di mana bapa kerja memeras keringat diri
Tak lagi ada sinyal komunikasi
Rembang tengah hari bergulir sesuka hati
Malam tanpa sengat mimpi mimpi
Sebab dini hari hanya semacam persinggahan tanpa kesakralan
Dan pagi terlewat hanya dengan cinta basa basi
Hingga pandemi datang memaksa kami
Mendengar subuh berlabuhe
Melihat tari kutilang di pagi hari
Hati pun menaut buah hati
Motor dongkrok melambai lunglai
Karat menyekat napas keparat
Mati dan hidup dipertaruhkan
Ruji ruji menanti dikilaukan kembali
Iba hati membuncah pecah
Berlari kami mengerubuti
Anak bapak membelai pelek besi
Menuang oli rantai terlumasi
Bapa tak diam terbuai sayang
Menggoyang tangki yang tak lagi berisi
Istri berlari demi setetes bensin
Motor bunyi siulah kehidupan
Riang kami terakit kembali
Mezbah garasi menjadi saksi
Aksi pandemi memaksa kami
Hingga cinta kami besemi kembali
@salam sayang motor kami