Tapi skill yang bagaimana yang akan aku tambah? Keterampilan yang mana yang harus aku asah? Aku bertanya entah kepada siapa sementara jari-jari tanganku menari tak henti-hentinya.
Aku memang sudah pensiun dari pekerjaan sebagai seorang salesman. Profesi yang kulakoni dengan penuh kegembiraan. Senyum dan gelak tawa memenuhi hari-hariku secara lebih dominan. Dahi yang mengkerut dan wajah yang kusut hanyalah sekedar sebuah selingan.
Profesi sebagai seorang salesman sudah kugeluti selama lebih dari 30 tahun, sejak aku diwisuda dari sebuah kampus hijau tercinta di kaki gunung Tangkubanperahu. Padahal, pada awalnya aku tidak menyukai pekerjaan sebagai salesman itu. Maklumlah, karena pada dasarnya aku adalah seorang pemalu. Apaa...? Pemalu? Apa bukan justru malu-maluin? Uuu...!
Sebagian sahabatku malah bilang bahwa profesi seorang salesman tidaklah cocok dengan kepribadianku yang introvert ini. Mereka bilang bahwa aku tipe orang yang cenderung lebih fokus terhadap perasaan internal yang ada di dalam diriku sendiri. Mereka juga bilang bahwa aku terlihat happy-happy saja walau sedang menyendiri. Bahkan, mereka juga bilang bahwa aku seperti terpenjara oleh kecenderungan melakukan observasi dibanding melakukan eksekusi. Bah!?
Pekerjaan di bidang sales memang membutuhkan keterampilan dalam berkomunikasi. Seorang salesman wajib hukumnya untuk menguasai keterampilan dalam bernegosiasi. Dan tampaknya orang yang terlahir extrovert ke atas muka bumi ini dikaruniai bakat untuk meyakinkan orang lain tentang keunggulan diri sendiri.
Tapi ketrampilan dalam berkomunikasi dan bernegosiasi dapat dipelajari. Â Orang yang terlahir introvert hanya perlu lebih banyak waktu untuk melatih diri agar bisa menampilkan diri sendiri bagaikan seorang extrovert yang dapat memikat hati.
Lagi pula apa salahnya menjadi seorang yang terlahir introvert? Haruskah keberuntungan selalu berpihak kepada seorang extrovert? Dunia ini bukan hanya untuk orang extrovert. Sukses dan bahagia pun berhak dimiliki oleh orang-orang yang sekalipun introvert.
Karena pada kenyataannya ada banyak orang introvert yang berhasil menjadi seorang salesman yang sukses. Sebut saja salah satunya yang sangat dikenal adalah Bill Gates, seorang pengusaha yang melahirkan produk Microsoft. Siapa yang tidak kenal dengan produk Microsoft? Kita semua sudah sering menggunakannya, bukan?
Malam ini aku kembali duduk menghadapi layar laptopku. Tak terdengar lagi suara geledek petir yang menakutkan itu. Tapi sesekali suara raungan motor terdengar sangat mengganggu. Entah siapa pula anak muda yang duduk di atas sadel motor itu?
Entah kenapa, tiba-tiba saja aku teringat akan masa remajaku sekitar 45 tahun yang lalu. Aku diantarkan ke sebuah sekolah berasrama di Sukabumi oleh ayahku. Bukan karena aku anak nakal sebagaimana anggapan orang-orang tentang sekolah berasrama pada saat itu. Tapi supaya aku bisa belajar hidup mandiri, begitu kata kedua orangtuaku kepadaku.
Di sekolah berasrama itu aku belajar mengurus diri sendiri. Aku harus mencuci pakaianku sendiri. Aku harus menyetrika pakaianku sendiri. Aku harus membereskan tempat tidurku sendiri. Semua kegiatan seperti itu hampir tidak pernah aku lakukan ketika aku tinggal di rumah orangtuaku.