Mohon tunggu...
Imam Solehudin
Imam Solehudin Mohon Tunggu... -

Nama saya Imam Solehudin saya berasal dari kota Purworejo Jawa Tengah. Lahir di Purworejo 15 November 1996. Sekarang menempuh study di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Prodi Ilmu Komunikasi. Seorang dengan hidup yang sederhana yeeee. Fans Superman Is Dead Juga cheers dan Endank Soekamti too88zzt. Tapi jangan lupa follow IG ya : imamimamso :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Anak Muda dan Pengetahuan

3 Januari 2016   19:11 Diperbarui: 3 Januari 2016   20:34 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membahas soal anak muda tidak segampang dan senikmat yang kita lihat setiap hari di seinetron, FTV, Film remaja dan bla bla bla anda bisa cek sendiri. Anak muda zaman sekarang seperti dituntut terlihat gagah dan cakep. Kalau menggunakan jas dan dasi turun dari mobil jalan-jalan di mall seolah semua anak muda demikian tidak punya kewajiban dan tidak punya beban. Itu hanya salah satu hal yang mempengaruhi anak muda Indonesia saat ini dan yang lain masih banyak. 

Ya, tapi itulah kondisi anak muda Indonesia saat ini yang terjerat lingkaran yang selalu membuatnya nyaman. Hey bro, sist, musuh sudah di depan mata bawa senjata ! Masa iya lo cuma duduk di depan layar kaca ?

Saat mengikuti seminar “Musik Sebagai Senjata” saya tekesan dengan penuturan Pak Akhmad Ramdhon seorang dosen Fisip UNS Solo yang berbicara banyak tentang wawasan anak-anak muda baik di Indonesia maupun mancanegara.

Mulanya beliau mengungkapkan bahwa bagian dari peradaban yang sekarang sedang kita lestarikan salahsatunya pengetahuan. Kampus ada karena kita percaya pada pengetahuan. Bagian dari ruang pengetahuan tumbuh dan berkembang adalah jika kita duduk disini kita melihat mereka disana. Mereka adalah anak muda. Ya, pengetahuan dan anak-anak muda seharusnya menjadi senjata. Anak muda dan perubahan ibarat keping yang bila anda lempar pilihanya hanya dua. Kalau bukan anak muda yang merubah, maka perubahan disebabkan oleh anak-anak muda.

Anak muda di era pergerakan jelang kemerdekaan. Sejarah kolonialisasi kita berubah oleh hal-hal yang sederhana yang itu disebut sebagian dari pengetahuan. Novel cerita biasa  berjudul Max Havelaar yang ditulis oleh Multatuli yaitu kisah analogi tentang apa yang terjadi di Lebak Banten diakhir abad 19. Kemudian di Amsterdam diperbincangkan dan menjadi bahan perdebatan parlemen di pemerintahan kolonial Belanda. Orang sosialis bicara soal upaya merehabilitasi apa yang mereka jajah sejak lama, yang pada akhirnya terjadi diskusi diparlemen atas bahan tadi untuk mengubah skema penjajahan yang kita kenal dengan politik etis. Anak muda dan pengetahuan merubah banyak hal dan novel itu merubah sejarah kolonialisasi Belanda di Indonesia yang pada akhirnya menjadi politik etis. Politik etis memberi kita banyak bekal anak-anak muda yang akan memerdekakan kita pada periode 1945. Sutan Syahrir, Tan Malaka, Moh. Hatta, Soekarno dan yang lainya adalah buah dari politik etis ketika orang boleh belajar dan mengembangkan pengetahuan.

Lalu bergerak ke periode selanjutnya tentu yang terjadi anak-anak muda ini menjadi tua, tetapi muncul lagi anak-anak muda pada era selanjutnya yang menjadi bagian dari proses perubahan. Periode ‘60 -’70 ketika negara ini terjadi banyak perubahan yang berlanjut pada generasi anak muda periode ’80-’90.

Setiap zaman tentu melahirkan generasi anak muda. Pertanyaanya bagaimana reproduksi pengetahuan bekerjasama dengan anak muda ?

Problem kita sampai saat ini adalah ketika kita memasuki sebuah fase terakhir negara ini dibentuk, pengetahuan menjadi problem terpenting. Siapa yang memproduksi pengetahuan ? Apa yang kita dapat dari pengetahuan ? Untuk apa dan untuk kepentingan apa pengetahuan itu ?

Maka pada akhirnya pengetahuan harus diproduksi dan direproduksi terus-menerus secara natural dan tantangannya bagi anak muda dengan pengetahuannya menstimulasi kembali perubahan. Jika ini tidak ada maka yang ada hanya kita yang hidup hanya ikut suatu arus terlepas adanya sesuatu yang natural atau suatu kepentingan tanpa ada keinginan untuk berubah lebih baik secara merata.

Anak muda dan pengetahuan mempunyai satu kunci yaitu kebebasan. Mereka mengajak kembali negara itu tumbuh untuk memenuhi kebutuhan mereka bukan hasrat untuk berkuasa. Ini yang terjadi di Amerika periode ‘60an.

Generasi anak-anak muda tentu akan semakin menua lalu yang dibutuhkan adalah generasi anak muda baru dengan kebaharuan dan struktur pengetahuan yang baru untuk siap merespon dan menghadapi zamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun