Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nasihat Sang Kiai

2 Juni 2023   16:10 Diperbarui: 2 Juni 2023   16:19 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anonim, 1999, Koleksi Imam Muhayat

Malam itu cuaca cerah. Angin semilir merayap di sela-sela dedaunan. Kilau purnama membuat kibasan putik bunga berwarna keemasan. Sang kiai seperti biasa tak terlena. Detak langkah kakinya merajak. Ujung desa piranti tujuan pasti. Kelak romantika Era AI bukan yang perlu ditakuti.

Sementara para santri datang mendahului. Isi ruang sudah penuh terisi. Sementara sang kiai tak lama berselang dengan riang berucap salam. Jawab santri serempak berakhir hening.

Sesaat bersama dalam keheningan. Apa katanya?
: Aku berada di balik hati kalian. Aku juga bersemayam di jiwa kalian. Saat tertentu terbenam dalam nurani kalian. Aku bukanlah aku tapi aku kalian sendiri yang berkehendak.

: Sewaktu nafsu duniawi bersua. Mulai menggoda merasuki rasa. Saat itu pula ia tidak lagi kuasa. Melihat yang benar. Sebinar matahari bersinar. Seperti damar kehilangan api ...
Nusa Dua, 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun