Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memori Tujuh

14 Mei 2021   21:27 Diperbarui: 14 Mei 2021   21:57 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tiga puluh tahun silam, disinilah
ilalang masih hijau mengarai musim
kemarau menguning luluh
sisi lebuh melafal tabel seremonial

inilah tanah rantau musafir sejati
suar dari lingkar asal
rantaupun tinggal jejak kelahiran
tautan perjalanan sematkan nadi

keriuhan fajar tagar pasar
pagi puput siang menjemput
proksi sikejut melutut lutut
fajar buta ridi terjaja kultivasi
: jayalah berjaya bukan fatamorgana
kampung terhubung kota di ujung dusun
kampung di sudut gunung denyut kota memompa jantung


begitulah ridi midi
betapa kerat musim silih berganti
sisi sisi presisi selalu terketat perinci
hingga rotasi insani segitu madani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun