Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Praktisi pendidikan inklusif, penyintas disleksia-ADHD. Pendiri Homeschooling Rumah Pipit

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

3 Langkah Mengatasi "Time Blindness" pad ADHD

29 Agustus 2025   12:31 Diperbarui: 28 Agustus 2025   11:34 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3 Langkah Mengatasi "Time Blindness" pada ADHD

"Tinggal berangkat tepat waktu saja."
Kalimat itu mungkin terdengar sederhana bagi banyak orang, tapi bagi otak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), hal itu bukan rencana yang nyata. Waktu tidak terasa berjalan sama bagi kami, para penyandang ADHD. Ada istilah yang sering kami sebut: "time blindness" atau kebutaan waktu.

Fenomena ini bukan sekadar lupa. Otak ADHD memang cenderung memproses waktu secara berbeda. Seperti yang dijelaskan Dr. Russell Barkley, pakar ADHD dunia, orang dengan ADHD sering kali tidak memiliki time awareness (kesadaran waktu) yang stabil, sehingga sulit memperkirakan durasi aktivitas maupun merasakan aliran waktu itu sendiri.

Bayangkan Anda berlari di treadmill yang kecepatannya berubah-ubah tanpa pemberitahuan. Kadang lambat, kadang melesat, dan Anda tak bisa mengendalikannya. Begitulah kira-kira perasaan otak ADHD terhadap waktu.

Penelitian dari Journal of Attention Disorders (2021) menunjukkan bahwa lebih dari 70% individu dengan ADHD mengalami kesulitan signifikan dalam manajemen waktu, termasuk memperkirakan durasi, memulai aktivitas tepat waktu, hingga menyelesaikan tugas sesuai jadwal.

Bagi saya pribadi, yang didiagnosis ADHD dan disleksia di usia 9 tahun, persoalan ini sangat nyata. Berkali-kali saya kehilangan momen penting karena salah memperkirakan waktu. Alarm sudah dipasang, tapi tetap saya matikan dan bilang, "Ah, masih ada waktu." Nyatanya, baru sadar saat sudah terlambat tiga menit untuk rapat daring. Rasa bersalah, malu, bahkan dianggap tidak profesional menjadi konsekuensi yang berulang.

Banyak penyandang ADHD mencoba mengandalkan alarm atau timer. Namun sering kali, ketika alarm berbunyi, kami justru menundanya, atau malah masuk ke aktivitas lain yang sama sekali tidak ada hubungannya. Inilah yang disebut oleh Dr. Ari Tuckman, psikolog klinis spesialis ADHD, sebagai "perangkap transisi"  terlalu lama atau terlalu cepat meninggalkan aktivitas lama, yang akhirnya membuat seseorang tetap terlambat.

Saya ingat suatu kali, sebelum rapat penting, saya malah berjalan santai di lorong rumah seolah tanpa beban. Baru ketika sudah lewat tiga menit, saya teringat bahwa ada rapat yang sedang menunggu saya! Pola ini berulang begitu sering hingga akhirnya saya sadar: mempercayakan waktu sepenuhnya pada otak ADHD saya adalah resep pasti untuk gagal.

3 Langkah untuk Mengatasi Time Blindness pada ADHD

Berdasarkan pengalaman pribadi, ditambah teori para ahli, ada proses sederhana tiga langkah yang benar-benar membantu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun