Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Praktisi pendidikan inklusif, penyintas disleksia-ADHD. Pendiri Homeschooling Rumah Pipit

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sistem yang Melelahkan, Guru yang Terlupakan

6 Maret 2025   17:25 Diperbarui: 9 Maret 2025   01:00 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru, Jangan Pergi!

Aku adalah seorang guru. Bukan sekadar profesi, tapi panggilan jiwa. Sebagai seseorang yang memiliki disleksia dan ADHD, aku tahu betul bagaimana rasanya berjuang dalam sistem pendidikan yang tak selalu memahami perbedaan. 

Aku dulu dianggap "anak nakal," "malas," bahkan "bodoh" hanya karena otakku bekerja dengan cara yang berbeda. Kini, aku berada di sisi lain: menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus, anak-anak yang sering disalahpahami seperti dulu aku disalahpahami.

Namun, realitanya? Aku melihat rekan-rekan sesama guru menyerah satu per satu. 

Mereka pergi, bukan karena mereka tak peduli, tetapi karena sistem membuat mereka lelah. Aku paham mengapa mereka meninggalkan kelas, dan sejujurnya, aku sendiri pernah berada di titik nyaris menyerah.

Sebelum pandemi, pendidikan sudah rapuh. Guru harus mengorbankan waktu pribadi, kesehatan mental, dan keluarganya demi memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak. 

Tetapi pandemi datang, dan semuanya menjadi lebih buruk. Guru diminta beradaptasi dengan cepat: dari mengajar daring, hibrida, hingga kembali ke kelas dengan tekanan lebih besar. 

Mereka harus memahami kondisi siswa, tapi tetap tegas. Harus fleksibel, tapi tetap disiplin. Harus memahami trauma siswa, tapi juga tak boleh terlalu lunak. Seolah-olah mereka adalah manusia super yang tak boleh lelah, tak boleh salah.

milik pribadi
milik pribadi

Lalu apa yang guru dapatkan? Tuduhan sebagai pemalas. Dicurigai tidak bekerja cukup keras. Dijadikan sasaran kemarahan orang tua dan politisi yang seakan lupa bahwa merekalah yang menciptakan sistem ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun