Mohon tunggu...
kang im
kang im Mohon Tunggu... warga biasa yang hobi menulis

seorang penulis biasa yang tinggal di kampung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mitos Atau Fakta: Rumah Laron Jadi Tempat Tumbuh Jamur Alam? (02)

12 Februari 2025   22:16 Diperbarui: 12 Februari 2025   22:16 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ft. ilustrasi: dok. pribadi/ di sekitar rumah rayap ini biasa muncul jamur alam. 

Nemu rezeki jamur. Kalimat ini sering muncul dalam dunia perburuan jamur di kampung. Terutama dari warga yang tidak sengaja menemukan jamur di alam liar. Karena berburu jamur itu unik.

Percaya atau tidak, ada hal uniknya. Terkadang aneh juga. Di lokasi yang sama, yang mencari duluan tidak menemukan jamur, tapi saat ada orang kedua, atau orang lain, yang melintasi tempat yang sama, malah menemukan jamur. Tempatnya sama dengan yang dicari orang pertama tadi.

Penulis juga pernah merasakan hal ini, masih beberapa hari yang lalu. Penulis mencari di suatu tempat, muter-muter, berkali-kali, tidak menemukan jamur. Karena ada informasi, di lokasi itu biasa muncul jamur, saat musimnya.

sumber ft. ilustrasi: dok. pribadi/ jamur trucuk putih ini sering dijumpai dan jadi salah satu favorit di kampung.
sumber ft. ilustrasi: dok. pribadi/ jamur trucuk putih ini sering dijumpai dan jadi salah satu favorit di kampung.

Namun, penulis tidak menemukan satu pun jamur di lokasi itu, tapi anehnya, saat tetangga penulis tidak sengaja melintasi lokasi itu, malah menemukan jamur. Penulis jadi ingat kata pak ustaz di kampung: rezeki itu tidak akan pernah tertukar. Jika sudah jatahnya, tidak bisa ditolak, dan sebaliknya.  

Berkelompok Agar Kompak

Anak-anak kampung biasa berkelompok dalam berburu jamur liar. Cara ini penting, agar tidak ada persaingan. Hasilnya dibagi rata. Yang paling penting: jamurnya tidak rusak. Karena jika tidak berkelompok, maka akan 'berebut' untuk memetik jamurnya. Sehingga, jamurnya rawan rusak.

Berkelompok ini juga memudahkan koordinasi, terutama saat waktu berburunya di hari libur sekolah. Anak-anak biasa bagi tugas. Ada yang bawa sarung untuk salat, ada yang bawa bekal, ada juga yang bagian bawa hasil jamurnya. Semua dilakukan secara sukarela, khas anak-anak kampung. Semoga cerita kecil ini bisa mengobati pemburu jamur alam yang sedang merantau. Sekian dulu, sampai jumpa di edisi tiga, dan sukses selalu. (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun