Jingle dan Mars: Simfoni Semangat Baru Kelurahan Kalibening, Salatiga
SALATIGA – Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, bersiap menyambut era baru dengan semangat yang lebih membara. Pada tanggal 28 Agustus 2025 mendatang, sebuah momen bersejarah akan diukir melalui peluncuran resmi Jingle dan Mars Kelurahan Kalibening. Karya musik ini tidak sekadar melodi, melainkan sebuah representasi artistik dari seluruh potensi, cita-cita, dan gotong royong masyarakat Kalibening.
Proyek ambisius ini diinisiasi sebagai upaya untuk memperkuat identitas lokal, meningkatkan rasa kepemilikan, dan memublikasikan kekayaan Kelurahan Kalibening kepada khalayak luas. Jingle yang berirama ceria dan mudah diingat akan berfungsi sebagai sapaan hangat, sementara Mars akan menjadi lagu penyemangat yang mengobarkan semangat persatuan dan pembangunan.
Menggali Potensi Lokal dalam Nada
Pembuatan Jingle dan Mars ini berakar kuat pada potensi unik yang dimiliki Kelurahan Kalibening. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa Kalibening merupakan kawasan yang kaya akan nilai-nilai berikut:
1. Pesona Alam dan Wisata Edukasi
Kelurahan Kalibening memiliki potensi wisata alam yang menarik, seperti pemandangan persawahan dan alam pegunungan** yang asri. Kehadiran Lembah Bening dan sumber mata air Belik Luwing yang dimanfaatkan warga untuk air bersih, menunjukkan keindahan lingkungan dan pentingnya pengelolaan sumber daya alam.
Implementasi dalam Musik:Jingle dapat menggunakan melodi yang "segar" dan lirik yang memuji keindahan alam, air jernih (Kalibening yang berarti sungai jernih), dan suasana damai persawahan.
2. “Kampung Santri” dengan Nilai Religiusitas Tinggi
Kelurahan ini dikenal sebagai Kampung Santri dengan identitas masyarakat yang religius namun tetap menjunjung tinggi toleransi. Keberadaan empat pondok pesantren besar menjadi ikon penting yang mencerminkan kehidupan sosial-keagamaan yang kental.
Implementasi dalam Musik:Mars bisa menggunakan irama yang lebih mantap dan lirik yang menonjolkan semangat keimanan, pendidikan, gotong royong, dan kemandirian masyarakat yang terinspirasi dari nilai-nilai pesantren.
3. Inovasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Kalibening juga dikenal sebagai rumah bagi inovasi, termasuk adanya Komunitas Belajar Qoryah Tayyibah (KBQT) yang menjadi tujuan wisata edukasi terkait pendidikan merdeka belajar. Selain itu, ada Unit Kegiatan Bersama Masyarakat (UKBM) seperti UKBM Tirto Bening untuk pengelolaan air bersih, serta pengembangan wisata kuliner khas seperti ayam goreng dan gecok kepala kambing.
Implementasi dalam Musik: Lirik dalam Mars harus menyertakan kata-kata yang memotivasi untuk terus maju, berinovasi, mandiri, dan menjaga kesehatan (mengingat prestasi balita sehat dan adanya Kelurahan Siaga).
Proses Kreatif dan Partisipatif
Proses pembuatan Jingle dan Mars ini melibatkan unsur-unsur masyarakat, termasuk seniman lokal, tokoh agama, kader kesehatan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Tim Penggerak PKK, dan perwakilan generasi muda. Keterlibatan ini memastikan bahwa setiap nada dan kata mencerminkan suara dan aspirasi seluruh warga Kalibening.
Jingle Kalibening: Dirancang dengan tempo yang cepat dan lirik yang ramah, mengajak wisatawan dan warga untuk datang dan menikmati keragaman Kelurahan.
Mars Kalibening: Dengan tempo yang gagah dan formal, berfungsi sebagai lagu kebanggaan yang didedikasikan untuk semangat pembangunan, kesehatan, dan pendidikan di Kalibening.
Harapan: Suara Kalibening untuk Indonesia
Dengan diluncurkannya Jingle dan Mars, Kelurahan Kalibening diharapkan mampu tampil lebih percaya diri di kancah Kota Salatiga, menjadikan kedua lagu ini sebagai simbol kebanggaan dan panduan semangat gotong royong dalam setiap kegiatan dan pembangunan kelurahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI