Mohon tunggu...
Muhammad Ilyasyah
Muhammad Ilyasyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Meratapi kewajiban yg kau pilih adalah sebuah bentuk kejahatan, dan memuji rasa sakit adalah sebuah penghinaan. Yang harus dipuji itu adalah sebuah pencapaian, dan rasa sakit itu adalah milik diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Nightingale dan Hari Perawat Internasional di Tengah Pandemi Corona

12 Mei 2020   00:49 Diperbarui: 12 Mei 2020   21:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Nightingale (https://www.newworldencyclopedia.org/ )

Profesi perawat memang tidak sepopuler dokter dalam menangani kasus pandemi Corona saat ini, akan tetapi tetap memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pelayanan di dunia kesehatan serta menjadi bagian dari garda terdepan. 

Keberadaan para perawat membantu untuk memastikan kesembuhan pasien, oleh karenanya kita tidak boleh memandang dengan sebelah mata tetes keringat yang telah mereka keluarkan hingga saat ini.

Di Indonesia sendiri, menjadi salah satu garda terdepan tidak menjamin menerima perlakuan yang baik dari kalangan masyarakat. 

Para perawat kerap kali mendapatkan banyak stigma negatif yang diterima oleh sosok yang bisa disebut pahlawan saat masa pandemik ini. Mulai dari ada perawat terpaksa harus hadapi pasien yang mengamuk hingga ditampar saat diingatkan gunakan masker. 

Tak hanya itu, jenazah perawat yang positif virus corona juga sempat mendapatkan penolakan dari warga tempat tinggalnya setempat kemarin. Meskipun, sudah diklarifikasi dan meminta maaf. 

Tetapi, tetap saja hal itu menjadi bukti bahwa minimnya edukasi terhadap masyarakat tentang berharganya seorang perawat yang harus kita hormati.

Secara khusus, WHO sendiri telah menetapkan 2020 sebagai tahun para perawat dan bidan (Year of the Nurse and the Midwife) untuk mengakui kontribusi besar yang telah diberikan oleh kedua profesi ini terhadap dunia kesehatan. 

Selain itu, penetapan juga dibuat untuk merayakan 200 tahun sejak tahun sejak lahirnya sosok pembentuk keperawatan modern, Florence Nightingale.


Kutipan Florence Nightingale
Kutipan Florence Nightingale
Jika melihat dari ketetapan WHO di atas, kita akan mengingat sebuah kutipan dari Florence Nightingale yang mana pada kutipan tersebut bertuliskan:

"It will take 150 years for the world to see the kind of nursing I envision" yang artinya "perlu 150 tahun agar dunia bisa melihat kebaikan perawat" dalam kutipan tersebut terdapat keterangan pada tahun 1870.

Apabila kita cermati tahun 1870 ditambah 150 tahun maka hasilnya 2020. Ya, tahun 2020 tepatnya tahun ini saat dunia sedang dilanda wabah virus corona, perawat menjadi garda terdepan dalam pelayanan virus corona. 

Banyak sekali masyarakat di dunia yang memuji perawat, sedangkan dahulunya kita tahu bahwa profesi perawat hanya sedikit dihargai bahkan cenderung dianggap tidak ada dengan penghasilan yang juga tak seberapa. Lalu, hadirlah seorang perawat yang mengubah paradigma itu semua dan mengangkat derajat perawat.

Nama perawat itu adalah Florence Nightingale, dia merupakan seorang pionir ilmu keperawatan modern dari Inggris. Lahir 200 tahun yang lalu bulan ini tepatnya pada 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dan meninggal pada 13 Agustus 1910 di London, Inggris. 

Dengan julukan "Lady with the Lamp" ia mendukung perubahan sosial dan meletakan dasar-dasar filosofis pada ilmu keperawatan modern.

Nightingale ditugaskan untuk merawat tentara Inggris dan tentara sekutu di Turki selama Perang Krimea. Dia menghabiskan banyak waktu di bangsal, dan kegiatan malamnya adalah memberikan perawatan pribadi kepada yang terluka, membangun citranya sebagai "Lady with the Lamp."

Sejak masih kecil, Ayahnya menaruh minat khusus pada pendidikannya, membimbingnya dengan sejarah, filsafat, dan sastra. Dia unggul dalam matematika dan bahasa, serta mampu membaca dan menulis bahasa Prancis, Jerman, Italia, Yunani, dan Latin pada usia dini. 

Dia tidak tertarik pada segala urusan rumah tangga dan lebih memilih untuk menjadi perawat. Seorang Unitarian, di latar belakangi oleh kepercayaan yang kuat dalam agamanya, dia memandang bahwa perawatan tampaknya merupakan rute yang cocok untuk melayani Tuhan dan umat manusia serta mengemban misi untuk mengurangi penderitaan manusia.

Sempat mendapat penolakan dari keluarga terutama oleh ibunya. Nightingale akhirnya dapat mendaftarkan diri di Institution of Protestant Deaconesses di Kaiserswerth, Jerman untuk pelatihan 2 minggu pada Juli 1850 dan sekali lagi selama 3 bulan pada Juli 1851. 

Di sana ia belajar keterampilan keperawatan dasar, pentingnya pengamatan pasien, dan nilai organisasi rumah sakit yang baik. Setelah lulus, ia menjadi pengawas dari Institution for Sick Gentlewomen di Distressed Situance, London. Kemudian pindah menjadi pengawas perawat di Rumah Sakit King's College, London.

Pada Oktober 1853, Kekaisaran Ottoman Turki mendeklarasikan perang terhadap Rusia, menyusul serangkaian perselisihan tentang tempat-tempat suci di Yerusalem dan tuntutan Rusia untuk melakukan perlindungan terhadap subyek Ortodoks dari sultan Ottoman. 

Inggris dan Prancis, sekutu Turki, berupaya mengekang ekspansi Rusia. Mayoritas aktivitas Perang Krimea berlangsung di Semenanjung Krimea di Rusia. Ketika itu, media ramai mengabarkan mengenai buruknya kondisi rumah sakit tentara Inggris yang ada di medan perang.

Sidney Herbert, Secretary of State at War, menunjuk Florence untuk mengajak 38 perawat lainnya dan berangkat ke rumah sakit militer di Scutari, Turki. Ini adalah pertama kalinya perempuan diperbolehkan untuk memberikan pelayanan bagi para tentara.

Ketika Florence datang, kondisi rumah sakit tempatnya bekerja, Barrack Hospital, begitu jorok. Lantainya bahkan tertutupi feses manusia yang cukup tebal. Melihat ini, dia memerintahkan para perawat yang berangkat bersamanya untuk membersihkan rumah sakit, juga memberikan makanan dan pakaian yang layak bagi para pasien.

Lewat partisipasi Florence, terdapat beberapa perubahan fundamental dalam cara merawat pasien di rumah sakit tersebut. Di antaranya, pemisahan pasien berdasarkan penyakit yang mereka derita, adanya jarak antar kasur untuk memperbaiki sirkulasi udara, juga diberlakukannya protokol sanitasi yang ketat.

Di saat yang sama, pada sekitar 1855, potret Florence yang tengah membawa lampu untuk merawat pasien tersebar luas. Foto itu dipublikasikan bersama kabar mengenai kiatnya dalam meningkatkan taraf hidup para pasien di rumah sakit. Hal ini membuatnya mendapat begitu banyak pujian oleh masyarakat, sekaligus menjadikannya dikenal dengan nama 'lady of the lamp'.

Setelah kembali ke Inggris pada 1856, Florence Nightingale bertekad untuk membuat perubahan di bidang keperawatan. Dia ingin menjadikan para perawat bukan sekadar orang-orang yang membersihkan dan merawat pasien, tapi juga sebagai bagian penting dari kesembuhan pasien.

Dalam upaya mewujudkan keinginannya, dia pun melakukan beberapa perubahan. Dengan uang yang diperolehnya dari donasi publik, Florence mendirikan sekolah pelatihan perawat di St. Thomas Hospital, London. Dia juga membuat buku berjudul 'Notes for Nursing' di tahun 1859, sekaligus memberikan konsultasi mengenai desain rumah sakit yang baik.

Seandainya dia masih hidup hari ini, Nightingale tidak akan duduk diam dan bisa terus berjalan membawa obor untuk berkeliling di rumah sakit pada malam hari diantara para pasien Covid-19 untuk menanyakan kabar mereka dan terus memberikan semangat kepada mereka untuk berjuang melawan penyakit itu seperti yang dilakukannya pada saat perang Krimea. 

Dia juga akan marah kepada Trump sebagai bentuk keprihatinannya karena Amerika telah menjadi negara dengan korban positif Corona terbanyak di dunia dan akan langsung mengirim email ke presiden Trump yang berisikan langkah-langkah untuk mengurangi pertambahan jumlah korban pandemi ini.

Terakhir, semoga dengan ini khalayak masyarakat menjadi paham akan bagaimana perawat memainkan peran penting dalam menyediakan layanan kesehatan dan merupakan kelompok profesional terbesar dalam tenaga kesehatan, bertanggung jawab atas 50 persen tenaga kesehatan di seluruh dunia. 

Hampir 70 persen dari tenaga kesehatan dan sosial adalah wanita. Selamat ulang tahun Florence Nightingale, jasamu tidak akan pernah kami lupakan dalam mereformasi layanan kesehatan di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun