Mohon tunggu...
Muhammad Ilyasyah
Muhammad Ilyasyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Meratapi kewajiban yg kau pilih adalah sebuah bentuk kejahatan, dan memuji rasa sakit adalah sebuah penghinaan. Yang harus dipuji itu adalah sebuah pencapaian, dan rasa sakit itu adalah milik diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Nightingale dan Hari Perawat Internasional di Tengah Pandemi Corona

12 Mei 2020   00:49 Diperbarui: 12 Mei 2020   21:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Nightingale (https://www.newworldencyclopedia.org/ )

Nama perawat itu adalah Florence Nightingale, dia merupakan seorang pionir ilmu keperawatan modern dari Inggris. Lahir 200 tahun yang lalu bulan ini tepatnya pada 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dan meninggal pada 13 Agustus 1910 di London, Inggris. 

Dengan julukan "Lady with the Lamp" ia mendukung perubahan sosial dan meletakan dasar-dasar filosofis pada ilmu keperawatan modern.

Nightingale ditugaskan untuk merawat tentara Inggris dan tentara sekutu di Turki selama Perang Krimea. Dia menghabiskan banyak waktu di bangsal, dan kegiatan malamnya adalah memberikan perawatan pribadi kepada yang terluka, membangun citranya sebagai "Lady with the Lamp."

Sejak masih kecil, Ayahnya menaruh minat khusus pada pendidikannya, membimbingnya dengan sejarah, filsafat, dan sastra. Dia unggul dalam matematika dan bahasa, serta mampu membaca dan menulis bahasa Prancis, Jerman, Italia, Yunani, dan Latin pada usia dini. 

Dia tidak tertarik pada segala urusan rumah tangga dan lebih memilih untuk menjadi perawat. Seorang Unitarian, di latar belakangi oleh kepercayaan yang kuat dalam agamanya, dia memandang bahwa perawatan tampaknya merupakan rute yang cocok untuk melayani Tuhan dan umat manusia serta mengemban misi untuk mengurangi penderitaan manusia.

Sempat mendapat penolakan dari keluarga terutama oleh ibunya. Nightingale akhirnya dapat mendaftarkan diri di Institution of Protestant Deaconesses di Kaiserswerth, Jerman untuk pelatihan 2 minggu pada Juli 1850 dan sekali lagi selama 3 bulan pada Juli 1851. 

Di sana ia belajar keterampilan keperawatan dasar, pentingnya pengamatan pasien, dan nilai organisasi rumah sakit yang baik. Setelah lulus, ia menjadi pengawas dari Institution for Sick Gentlewomen di Distressed Situance, London. Kemudian pindah menjadi pengawas perawat di Rumah Sakit King's College, London.

Pada Oktober 1853, Kekaisaran Ottoman Turki mendeklarasikan perang terhadap Rusia, menyusul serangkaian perselisihan tentang tempat-tempat suci di Yerusalem dan tuntutan Rusia untuk melakukan perlindungan terhadap subyek Ortodoks dari sultan Ottoman. 

Inggris dan Prancis, sekutu Turki, berupaya mengekang ekspansi Rusia. Mayoritas aktivitas Perang Krimea berlangsung di Semenanjung Krimea di Rusia. Ketika itu, media ramai mengabarkan mengenai buruknya kondisi rumah sakit tentara Inggris yang ada di medan perang.

Sidney Herbert, Secretary of State at War, menunjuk Florence untuk mengajak 38 perawat lainnya dan berangkat ke rumah sakit militer di Scutari, Turki. Ini adalah pertama kalinya perempuan diperbolehkan untuk memberikan pelayanan bagi para tentara.

Ketika Florence datang, kondisi rumah sakit tempatnya bekerja, Barrack Hospital, begitu jorok. Lantainya bahkan tertutupi feses manusia yang cukup tebal. Melihat ini, dia memerintahkan para perawat yang berangkat bersamanya untuk membersihkan rumah sakit, juga memberikan makanan dan pakaian yang layak bagi para pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun