Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Waspadai Akal Akalan Pedagang Mesir Menggaet Pembeli Indonesia

15 Januari 2012   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:51 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13266495671227073567

[caption id="attachment_163947" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Mumpung masih inget, pengalaman yang gak mengenakkan selama di Mesir. Soalnya sudah banyak juga temen temen yang nanya mo kemari. Dan umroh paket jalan jalan ke Mesir juga ada. Jadi ini sharing pencegahan supaya kantong gak terkuras sama 'jebakan' pedagang mesir kepada pembeli dari Indonesia. Beberapa kejadian terjebak ini misalnya pernah kami alami ketika jalan jalan di sekitar pertokoan di Tahrir. Disini ntar ada yang menyapa dengan bahasa Indonesia, kemudian dengan ramah akan mengajak ngobrol menyatakan bahwa dia pernah ke Indonesia. 'Oh iya, Jakarta, saya pernah ke Jakarta. Saya punya saudara disana, dan bla bla bla'...Lha namanya kita seneng ada orang yang sangat ramah dan juga 'peduli' ma Indonesia, tentu saja kita seneng nanggapinnya. Apalagi dia pake bahasa inggris diselingi bahasa indonesia. Setelah itu, kita akan diajak mampir ngeteh di tokonya dia. Eh gak taunya, kita tiba tiba dijejali dengan berbagai parfum untuk dibeli. Dan orang mesir tersebut yang ternyata pedagang parfum, sangat  memaksa kita untuk membeli. Akhirnya kami membeli juga, walaupun merasa gak butuh. Dan sebel nya itu loh, karena merasa 'dijebak". Kemudian kejadian ketika minum minum di pinggiran laut di Alexnadria. Ternyata selain minuman dan makanan yang kita pesan, kursi yang pake duduk ternyata juga dihargain. Kami kaget banget, karena lumayan juga harganya. Lha kan kita mengiranya kursi udah sekalian minum dan makan disononya. Ternyata enggak, dan sebelnya, itu gak dibilangin di awal. Kalau di Khan Kalili, lain lagi, para pedagang akan mencoba membujuk dengan bahasa indonesia standar. 'Harga murah', harga gila (kalau ini 'ajaran temen Al Azhar, he he), cuma 5 LE (Rp 7500). Tetapi pas kita mau bayar, harganya bisa beda! Terutama kalau beli banyak, kudu hati hati ngecek harganya. Dan ini gak kejadian di Khan Kalili saja, tetapi juga di toko di mal malnya. Harga yang tertera kadang suka beda dengan harga yang harus dibayar. Suka ditambahin sendiri sama salesnya. Tetapi karena pake tulisan arab, kadang kita emang suka lierr, males banget ngeceknya. Jarang disana kasir dan struk belanjaan  pake bahasa inggris. Terus laen lagi kalo ke Giza yang ada pyramidnya. Disini banyak 'tawaran' untuk naek unta yang eksotik itu. Ini juga kudu hati hati. Yang jelas kalau memfoto untanya aja, kalau ketahuan bisa dikenain harga sama yang megang untanya. Terus kalau dia bilang murah hanya 50 LE (sekitar Rp 75 rb), jangan percaya, karena itu ternyata harga untuk hanya megang untanya, belum kalo naek! Bayangin, megang doank, hihi.  Ujung ujungnya dia bisa menghargai sampe 150 - 200 LE untuk sekedar naek ke punggungnya sajah, belum muter muter sekitar Giza! Ya namanya pedagang kali ya, ada ada aja caranya untuk ngibulin orang yang keliatan gak ngerti. Atau yang polos polos kayak kite ini kali..... Ya sudah deh. Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun